Hari ini mari kita mengulas sebuah buku, membaca dapat menambah pengetahuan kita yah.
Sesudah membaca buku kita baiknya memiliki sebuah rangkuman untuk mengetahui inti-inti apa saja yang sudah kita pelajari dan bisa dilain waktu mengulasnya kembali.
Topik Rangkuman kali ini yaitu tentang :
PEMAKAIAN TANDA BACA :
• Tanda Titik (.)
• Tanda Koma (,)
• Tanda Titik Koma (;)
• Tanda Titik Dua (:)
• Tanda Hubung
• Tanda Ellipsis (...)
• Tanda Tanya (?)
• Tanda Seru (!)
• Tanda Kurung ( () )
• Tanda Petik (“ ”)
• Tanda Petik Tunggal (‘ ‘)
• Tanda Garis Miring
• Tanda Apostrof atau penyingkat (‘)
Mari kita mulai dari pembahasan pertama yah teman-teman.
PEMAKAIAN TANDA BACA
1) TANDA TITIK (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ibuku tinggal di Surabaya.
b. Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, daftar , atau makalah misalnya: Membuat Makalah
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu Misalnya : Pukul 1.25.20 (pukul 1 lewat 25 menit 20 detik).
d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka panjang. Misalnya : 1.35.20 (1 jam, 35 menit, 20 detik).
e. Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Misalnya : Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sensara.. Weltevreden : Balai Pustaka.
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya : Desa itu berpendudukan 25.200 orang.
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya : Ia lahir di Kabawo 1987.
h. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan karangan atau kepala Ilustrasi, tabel dan sebagainya. Misalnya : Acara kunjungan Joko Widodo
i. Tanda titik tidak dipakai dibelakangan alamat rumah dan tanggal surat atau nama dan alamat penerima surat. Misalnya :
Jakarta
Jalan Bunga Duri 78
11 April 2007
2) TANDA KOMA (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau bilangan.
Misalnya : Saya membeli tinta, pena dan kertas.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahulukan oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya : Saya ingin dapat, tetapi hari hujan.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya : Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya : Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
e. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya : Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya :
O, begitu ?
Wah, bukan main !
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya : Kata ibu, “saya gembira sekali”.
h. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamar, tempat dan tanggal, dan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya : Sdr. Isman, Jalan Merdeka 8 Kendari.
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian mana yang dibalik susunanya dalam daftar pustaka.
Misalnya: Alisahbana, Sultan Alam. 1982. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT Pustaka Rakyat.
j. Tanda koma dipakai antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya : W.J.S Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang (Yogyakarta: Indonesia, 1987) hlm. 2.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan elar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga atau marga.
Misalnya : Annisa,S.Pd., M.Pd.
l. Tanda koma dipakai dimuka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya : 12,4 m.
m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya : Guru saya, Pak Simaha, pintar sekali.
n. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya : Atas bantuan Amir, Gintama mengucapkan terima kasih.
o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringi dalam kalimat jika petikan lansung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya :
“Dimana saudara tinggal?” tanya Amir.
“Berdiri tegak!” perintahnya.
3) TANDA TITIK KOMA (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian sejenis dan setara.
Misalnya : Malam semakin larut; pekerjaan belum selesai juga.
b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya : Ayah mengurus tanamannya di kebut itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghapal nama-nama buah.
4) TANDA TITIK DUA (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau penerimaan. Misalnya : Kita memerlukan perabotan rumah tangga : kursi, meja, dan lemari.
b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya : Kita memerlukan meja, kursi, dan lemari.
c. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya :
Ketua : Ahmad Rewani
Sekretaris : Susi Handayani
Bandara : S. Bambang
d. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya :
Ibu : (meletakkan beberapa koper), “bawa koper ini, wan!”
Wawan : “Baik, Bu.”
e. Tanda titik dua dipakai diantara jilid atau nomor dan halaman, antara bab dengan ayat dalam kitab suci, di antara judul dan anak judul dalam karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Misalnya : Hasan (2005: 1)
5) TANDA HUBUNG (-)
a. Tanda hubung dipakai untuk menyambungkan suku-suku kata dasar yang terpisahkan oleh pergantian baris.
Misalnya :
Disamping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.
Catatan penting : Jika suku kata berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya : Beberapa pendapat tentang masalah itu telah disampaikan...
b. Tanda hubung dipakai untuk menyambungkan unsur-unsur kata ulang.
Misalnya : Makan-makan, kemerah-merahan, berulang-ulang.
c. Tanda hubung dipakai untuk menyambungkan huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Misalnya : p-a-n-i-t-i-a.
d. Tanda hubung dipakai untuk menrangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan an-, singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan nama jabatan. Misalnya : se-Indonesia, hadiah ke-2.
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Misalnya : di-smash, pen-tacle-an.
6) TANDA ELLIPSIS (...)
a. Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Misalnya : Kalau begitu...ya, marilah kita bergerak.
b. Tanda ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Misalnya : Sebab-sebab kemorosotan...akan diteliti lebih lanjut.
Catatan : Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah tutuk; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. Misalnya : Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati...
7) TANDA TANYA (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya : Kapan ia berangkat ?
b. Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya : Ia dilahirkan tahun 1980 (?)
8) TANDA SERU (!)
a. Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menunjukkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya :
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
9) TANDA KURUNG ( () )
a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya : Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Misalnya : Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali)
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Misalnya : Kata cocaine diserap dalam bahasa Indonesia menjadi Kokain.
d. Tanda kurung menjepit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan. Misalnya : Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam (b) tenaga kerja dan (c) modal.
10) TANDA PETIK (“ “)
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya : “Saya belum siap”,kata Wati, “tunggu sebentar!”
b. Tanpa petik mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya : Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
c. Tanpa petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya : Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
d. Tanpa petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Misalnya : Kata Tono,”Saya juga minta satu”.
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Misalnya : Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.
11) TANDA PETIK TUNGGAL (‘ ‘)
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Misalnya : Tanya Asri,”Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan. Atau ungkapan asing. Misalnya : Feed-bac’balikan’.
12) TANDA GARIS MIRING (/)
1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin. Misalnya : Jalan Kramat III/10
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau tiap. Misalnya : Dikirim lewat darat/laut.
13) TANDA APOSTROF/PENYINGKATAN (‘)
1. Tanda penyingkat menunjukkan kehilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya :
Januari ’99 (’99 = 1999)
Malam’lah tiba (‘lah = telah)
Demikian rangkuman ini dibuat guna membantu kita untuk lebih mengerti yah. Semoga bermanfaat..sukses untuk semua. Wallahu a’lam..
Referensi buku bacaan dan rangkuman :
Buku Materi Kuliah Umum Bahasa Indonesia HALUOLEO KENDARI. Penyusun : Tim MKU Bahasa Indonesia. Halaman : 43-64.
No comments :
Post a Comment