Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Saturday 19 September 2020

CONTOH TUGAS MK. ANALISIS KEBIJAKAN LUAR NEGERI (B) TENTANG ANALISIS FILM “THE FOG OF WAR” MENGGUNAKAN PERSPEKTIF REALISME DENGAN PENDEKATAN KONSEP PROXY WAR

1 comment
www.freepik.com (Stories)

Hari ini Minggu 20 September 2020 Nisluf akan berbagi tugas dari teman kita Nurfadillah.. Tugas ini diperuntukan untuk membantu sobat-sobat yang membutuhkannya sebagai acuan/contoh.

Berikut ini contoh tugasnya : Tugas Individu    1

MK. ANALISIS KEBIJAKAN LUAR NEGERI (B)

ANALISIS FILM “THE FOG OF WAR” MENGGUNAKAN PERSPEKTIF REALISME DENGAN PENDEKATAN KONSEP PROXY WAR

A. PENDAHULUAN

Ketika berbicara tentang ilmu hubungan internasional maka kita tidak dapat lepas berbicara terkait bagaimana hubungan antara suatu aktor umumnya aktor disini di indentikkan dengan suatu negara berinteraksi dengan negara lain untuk mencapai suatu kepentingan. 

Untuk melihat bagaimana interaksi antara negara itu kemudian dikenal sub kajian analisis kebijakan luar negeri sebagai bagian dari studi politik luar negeri. 

Dengan analisis kebijakan luar negeri kita akan dapat melihat lebih mendalam terkait proses dan alasan yang melatar belakangi suatu kebijakan dikeluarkan oleh suatu negara. Sebab politik internasional hakikatnya merupakan sesuatu yang sangat dinamis akibat dari banyaknya perbedaan kepentingan dari masing-masing pihak yang berkuasa.

Berdasarkan pada film dokumenter “The Fog of War” menampilkan bagaimana sosok Robert McNamara yang merupakan seorang mantan menteri pertahanan dan salah satu tokoh terkenal dalam sejarah politik dunia Amerika Serikat pada 1968-1991. Dalam film ini kita dapat mendengar dan bagaimana pandangan pengambil kebijakan mengeluarkan suatu kebijakan yang kemudian memicu serangkaian peristiwa dan konflik yang sampai saat ini diingat sebagai bagian dari sejarah dunia. 

B. LANDASAN TEORI

a. Teori Realisme

Realisme merupakan kerangka pikir yang dominan dalam memahami hubungan internasional, dan dinamika politik global. Secara virtual realisme telah membentuk pemikiran dan menjadi kerangka pikir atas kebijakan luar negeri beberapa negara besar saat ini salah satunya ialah Amerika Serikat dan tempat- tempat lain di dunia (Fukuyama, 2003: 374), terutama sejak Thucydides, Machiavelli, Hobbes, Carr, Morgenthau, dan Waltz membahas masalah dan gagasan pemikiran realisme ini di dalam karya-karya mereka. 1 (Asrudin, Azwar. 2014. Thomas Kuhn dan Teori Hubungan Internasional : Realisme SebagaiParadigma. Indonesian Journal of International Studies (IJIS).)

Joseph Grieco mengatakan bahwa realisme merupakan sebuah visi sederhana yang melihat stuggle for power antar negara sebagai fitur sentral dan abadi dalam hubunga internasional. Menurut Grieco, realisme dibangun berdasarkan atas lima asumsi yaitu pertama, bahwa negara-negara berada dalam sebuat dunia dimana tidak ada otoritas tertinggi yang dapat menegakkan aturan dan ketertiban (negara bersifat anarki). Kedua, bahwa negara-negara merupakan aktor utama dalam hubungan internasional. Ketiga, bahwa negara merupakan aktor yang cukup rasional yang dapat mengenali situasi internasional dimana mereka menentukan diri mereka sendiri dengan segala risiko dan peluang yang ada dalam ranah internasional. Keempat, bahwa sebagai akibat dari realitas anarki, keamanan (security) merupakan masalah utama dalam politik internasional. Kelima, bahwa upaya menciptakan keamanan nasional merupakan upaya yang sangat kompetitif, karena kompetisi dan konflik melekat dalam politik dunia dan hubungan antara negara. 2  Suryadi Bakry, Umar. 2017. Dasar-Dasar Hubungan Internasional. Kencana: Depok. hlm.92-93. 

b. Konsep Proxy War

Perang proxy hakikatnya merupakan hal telah terjadi sejak zaman dahulu bahkan sampai saat ini yang dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan

aktor negara maupun aktor non negara sebagai perpanjangan tangan untuk mencapai kepentingannya. Proxy war memiliki motif dan menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam mencapai tujuannya. Proxy war yang dilakukan oleh suatu negara besar kepada sekelompok individu yang bukan merupakan aktor negara (non state actors) dan aktor negara (state actors). Semua konflik, insurjensi, perang, dan perang sipil tersebut memiliki tendensi kepada kekuasaan (power).

Ada dua bentuk tingkah laku dalam melihat tindakan negara dalam konsep proxy war ini yakni pendekatan atau aksi negara-negara besar dalam bentuk soft power atau hard power. Soft power yang dilakukan dalam proxy war biasanya menggunakan perangkat ekonomi (Economy Power) dan dewasa ini adalah perangkat teknologi dan informasi dalam bentuk bantuan (aid) atau donasi dari negara atau lembaga donor (yang juga didukung oleh negara donor) kepada negara- negara yang membutuhkannya yang umumnya merupakan negara-negara berkembang atau negara-negara dunia ketiga. Kedua adalah hard power dilakukan dengan intervensi oleh negara-negara yang relatif mapan secara ekonomi, politik, dan militer kepada negara-negara dunia ketiga atau negara-negara berkembang. Intervensi tersebut dilakukan dengan perangkat militer (military power) atau perangkat politik (political power). 3 Hidayat, Safril.dkk. Proxy War Dan Keamanan Nasional Indonesia : Victoria Concordia Cresct. Journal. 

C. ANALISIS

Setelah menonton dan memahami film “The Fog of War”, berdasarkan studi hubungan internasional penulis secara ribadi menilai persepektif yang paling tepat melihat serangkaian peristiwa yang terjadi utamanya dalam melihat sikap Amerika Serikat dalam film tersebut yaitu menggunakan perspektif Realisme. Dengan menggunakan prespektif realisme dalam menganalisis kebijakan luar negeri kita dapat  melihat  dan  memahami  negara  sebagai  aktor  utama  dalam  hubungan internasional sebagai pihak yang memiliki otoritas atau kekuasaan untuk membuat dan melaksanakan suatu kebijakan. Dalam hal ini melihat pada film tersebut McNamara meskipun ia merupakan seorang individu namun ia sebagai pihak yang memperjuangkan kepentingan Amerika Serikat dan memiliki otoritas dalam pengambil kebijakan pada saat itu selaku posisinya sebagai menteri pertahanan Amerika Serikat. Hal ini sejalan dengan apa yang digagas oleh Joseph Grieco terkait teori realisme salah satu asumsi dasarnya bahwa negara sejatinya merupakan aktor utama dalam hubungan internasional. sejalan pula dengan asumsi kelima Grieco, kita dapat melihat secara jelas bahwa kebanyakan perang yang terjadi pada saat itu merupakan dampak dari kompetisi negara-negara besar untuk mewujudkan keamanan nasional dalam politik dunia yang justru berakibat pada konflik dan perang sebab terjadi benturan kepentingan.

Dalam film “The Fog of War” tersebut ditayangkan sekilas ulasan beberapa sejarah peperangan besar yang pernah terjadi di dunia diantaranya Perang Dunia II, Perang Kuba, Perang dingin dan Perang Vietnam. Diantara serangkaian peristiwa tersebut menggunakan pendekatan konsep Proxy War penulis secara pribadi melihat bahwa hakikatnya latar belakang Perang Vietnam merupakan wujud dari proxy dari dua negara adidaya saat itu yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet bukan murni perang saudara antara Vietnam Utara dan Selatan. Masih bagian dari perang dingin dimana kedua negara Adidaya (AS - US) menjadi pihak yang memperparah konflik hingga berujung peperangan. Kasus Vietnam Utara yang didukung Komunis yakni Uni Soviet yang bertempur melawan Vietnam Selatan yang didukung Amerika adalah kasus di mana AS dan US berselisih secara ideologis.

Ketika Uni Soviet mendukung dan menumbuhkan revolusi Komunis di Vietnam, Amerika juga mempertahankan kebijakan penahanan mereka yang ingin melindungi demokrasi dengan segala cara. Masing-masing pihak  ini memiliki beragam motif, taktik militer, tingkat teknologi, dan pandangan dunia hingga mampu mempengaruhi situasi di Vietnam. Perang Proksi atau Perang saudara yang terjadi di Vietnam ini adalah alat yang digunakan oleh dua negara adidaya dunia untuk melindungi ideologi politik masing-masing. Kedua belah pihak berupaya mempertahankan hegemoniyang dimiliki dan terdorong untuk mendapatkan lebih banyak kekuatan untuk melepaskan diri dari kekuatan pihak lain. Jenis perang ini tidak terhindarkan sebagai masalah politik antarnegara dari perspektif realis, dalam melihat sifat aktor sama dengan hakikat sifat manusia.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan pada film dokumenter “The Fog of War” tersebut menggunakan perspektif realisme serangkaian peristiwa perang yang terjadi merupakan akibat dari kompetisi negara dalam mencapai kepentingan masing- masing. Dalam hal ini melihat pada film tersebut McNamara meskipun ia merupakan  seorang  individu  namun  ia  sebagai  pihak  yang  memperjuangkan kepentingan Amerika Serikat dan memiliki otoritas dalam pengambil kebijakan pada saat itu selaku posisinya sebagai menteri pertahanan Amerika Serikat. Hal ini sejalan dengan apa yang digagas oleh Joseph Grieco terkait teori realisme salah satu asumsi dasarnya bahwa negara sejatinya merupakan aktor utama dalam hubungan internasional.

Diantara serangkaian peristiwa perang dalam film tersebut menggunakan pendekatan konsep Proxy War penulis secara pribadi melihat bahwa hakikatnya latar belakang Perang Vietnam  merupakan  wujud dari  proxy dari  dua  negara adidaya saat itu yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet bukan murni perang saudara antara Vietnam Utara dan Selatan. Masih bagian dari perang dingin dimana kedua negara Adidaya (AS  - US) menjadi  pihak  yang memperparah  konflik  hingga berujung peperangan. Kasus Vietnam Utara yang didukung Komunis yakni Uni Soviet yang bertempur melawan Vietnam Selatan yang didukung Amerika adalah kasus di mana AS dan US berselisih secara ideologis. 

DAFTAR PUSTAKA

Asrudin, Azwar. 2014. Thomas Kuhn dan Teori Hubungan Internasional : Realisme Sebagai Paradigma. Indonesian Journal of International Studies (IJIS).

Suryadi Bakry, Umar. 2017. Dasar-Dasar Hubungan Internasional. Kencana: Depok. hlm.92-93.
Hidayat, Safril.dkk. Proxy War Dan Keamanan Nasional Indonesia : Victoria

Concordia Cresct. Journal.

Sumber Tugas : 

NAMA           : NUR FADILLAH 

NIM               : 

DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN - MAKASSAR

Wallahu a'lam..

1 comment :