Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Sunday, 31 January 2016

RENDAH HATI SIFAT YANG MULIA

No comments
Rendah Hati Sifat yang Mulia



Perbincangan tentang tawadhu banyak diungkap dalam disiplin ilmu tashawuf dan dunia ajaran spiritualitas dan akhlak yang sudah ada sejak awal sejarah para nabi dan rosul. Mulai dari Nabi Adam  hingga mencapai klimaksnya pada Nabi Muhammad SAW. Bahkan misi utama tugas kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. 


Apakah Rendah Hati?

Rendah hati artinya sifat bijak yang melekat pada seseorang, memposisikan dirinya dengan orang lain sama, merasa tidak lebih baik, tidak lebih mahir,tidak lebih pintar, tidak juga lebih mulia. 

Menurut istilah atau secara terminology, tawadhu diartikan sebagai sikap merendahkan kepada yang berhak yaitu Allah yang maha suci lagi maha tinggi, juga kepada orang-orang yang Allah SWT perintahkan kita untuk bersikap tawadhu pada mereka seperti kepada para nabi dan imam, Qiyadah, hakim, ulama dan orang tua.

Amru khalid mendefinisikan tawadhu dengan ketundukan pada kebenaran yang datang dari mana pun yang kemudian bersikap saling adanya interaksi dengan lebih sayang dan kelembutan tanpa membedakan dengan lainya, karena menurutnya tawadhu memiliki dua makna, pertama: menerima suatu kebenaran yang datang dari simpanan, kedua: merendahkan hati dihadapan orang lain dan berinteraksi dengan mereka dengan kasih sayang dan kelembutan, tanpa membedakan satu dengan lainya.

Seorang bertanya kepada ibrahim Asy’ats Al fudhail tentang tawadhu, dia berkata: “tawadhu yaitu engkau tunduk kepada kebenaran dan mengikatkan diri kepadanya. Jika engkau mendengarnya dari anak kecil maka engkau tetap menerimanya. Jika mendengarnya dari manusia yang paling bodoh maka engkau tetap menerima darinya.

Ibnu mubarak berkata: “pokok tawadhu yaitu dirimu merendahkan diri dihadapan orang yang lebih miskin darimu, sehingga kamu menjadikan dia tahu bahwa dengan duniamu tidaklah kamu memiliki keutamaan diatasnya, serta kamu meninggikan dirimu dihadapan orang yang lebih kaya darimu, sehingga kamu menjadikan dia tahu bahwa dengan dunianya tidaklah dia memiliki keutamaan yang lebih diatasmu.  

Sifat tawadhu' menimbulkan rasa persamaan, menghormati orang lain, toleransi, rasa senasib, dan cinta pada keadilan. Tetapi sebaliknya sifat takabbur membawa seseorang kepada budi pekerti yang rendah seperti dengki, marah, mementingkan diri sendiri, serta suka menguasai orang lain.orang-orang berakal sudah tentu menjauhkan diri dari sifat takabbur dan sombong.

Sifat rendah hati –bukan rendah diri adalah diantara sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang muslim. Sifat rendah hati ini dalam Al-Qur’an surat al-Furqān ayat 63 disebutkan:

وَعِبَادُ الرَّحْمَـنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأَرْضِ هَوْناً وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الجَاهِلُونَ قَالُواْ سَلاَماً (الفرقان: 63)
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan" (QS. Al-Furqān 25:63)

Hamba-hamba Allah yang rendah hati adalah mereka yang berjalan di muka bumi ini dengan tenang, mantap dan tidak menyombongkan diri. Andaikata kebetulan sedang diberi ni’mat oleh Allah berupa kekayaan, maka ia tidak memamerkan kekayaannya itu kepada orang-orang dengan tujuan untuk mengagungkan dirinya semata. Andaikata ia seorang yang diberi ilmu oleh Allah, maka ia tidak sombong dengan ilmunya. Andaikata ia adalah orang yang berpangkat, maka kepangkatan dan jabatannya itu tidak lantas membuatnya merendahkan orang lain. Nabi Muhammad S.a.w pernah mengingatkan:

عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ قَالَ: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ». (رواه مسلم)
"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain". (HR. Muslim)

Jadilah seperti bintang yang melambai-lambai di atas permukaan air padahal tempatnya sangat tinggi. Dan jangan seperti asap yang melambung tinggi di angkasa, padahal tempatnya sangat rendah. Siapa yang rendah hati karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya. Dan Allah tidak menambahkan sesuatu kepada hamba yang rendah hati, selain kemuliaan.

( Nikmatilah Hidup Anda, Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-Arifi hal 375 )

Wallahu’alam..


Sumber: 

http://www.tongkronganislami.net/2015/11/pengertian-konsep-tawadhu-rendah-hati.html
 Kajian Hikmah Pusat Buku Sunnah, PIN : 59EA8E26 (Pin BB ke tujuh)

No comments :

Post a Comment