Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Wednesday 21 March 2018

NASIHAT UNTUK KITA "BERBAIK SANGKA"

No comments

Assalamu'alaikum... semangat pagi 

hmmm.. pagi-pagi begini enak nih memulai rutinitas dengan bacaan yang bisa membuat diri kita menjadi lebih baik dari hari kemarin InsyaAllah.. 

Hayoooo siapa nih yang masih terlelap dalam tidur?? 

ihihihih iya yah kalau masih melek pasti ngak baca ini dong.. -_-)'

To the point aja deh ... okok.. berbicara tentang "Berbaik sangka", yuupppps.. terkadang saya sendiri pun cepat mikir yang ngak-ngak dan kadang juga nih lansung ngomong spontan dengan apa yang terpikir otak saat itu , eee ditegur sama temen-temen katanya: 

temen: "nis, ngak boleh gitu.. kali aja dia gini atau gitu!"   

saya : hmm.. iya yah,, Astagfirullah

yaaah sejak saat itu karena sering ditegur baik sama temen sendiri, adik, diri sendiri.. mulai step by step coba untuk tak cepat berpikir yang tidak-tidak dan mulai membaca situasi, serta mencoba mengambil kesimpulan dari itu...nah, katanya sih pikiran yang negatif apalagi overdosis negatifnya itu salah satu gangguan jin loh!.. Nauzubillah  

Apabila kita mampu berbaik sangka, tentu itu merupakan akhlak yang indah, berbaik sangka bukan hanya kepada orang lain namun yang paling utama kita berbaik sangka adalah kepada Allah Ta'ala, diri sendiri dan orang lain.
1. Berbaik Sangka Kepada Allah Ta'ala

Ketika berbaik sangka kepada Allah maka semua ketetapanNya adalah yang terbaik untuk diri kita, yaaaah tentu saja sekalipun awalnya kita merasa sakit dan pahit yang luar biasa, namun percayalah bahwa di ujung jalan itu kita akan menemukan sebuah taman yang indah, hikmahnya bahwa itulah jalan yang terbaik yang harus kita tempuh.

Contoh sederhana :

Seorang ibu rela mengandung dan menahan sakit, tentu itu tidak mudah, sepanjang siang dan malam rasa sakit itu dirasakannya. Namun, ia yakin bahwa bayi yang ia kandung akan menjadi penyejuk mata hatinya.

Nah, kecurigaan pada nasib yang buruk itu tandanya bahwa kita belum sepenuhnya yakin dengan keagungan Allah, sering kali mengeluh dan tak mensyukuri. Percayalah rencana Allah itulah yang terbaik sekalipun terasa pahit untuk menjalani.

Ayooo sama-sama kita belajar untuk memperbaiki diri dengan tindakan bukan hanya dengan ucapan..  :) Insya Allah Semoga Allah memudahkan.. Aamiin

2.  Berbaik Sangka Kepada Diri Sendiri

Hayooooo... siapa nih yang udah bisa berbaik sangka pada diri sendiri?? bagi tips dong... :D

Saya pun sampai sekarang terus berusaha untuk berdamai dengan pikiran dan perasaan saya yang kadang suka baperan ini hohoho...

Yaaah Hati yang damai hanya bisa kita raih ketika kita sudah mampu berbaik sangka pada diri sendiri.

Tidak memaksakan diri untuk mengerjakan  sesuatu yang tak berguna merupakan bagian dari berbaik sangka pada diri kita sendiri. Tak jarang memang  kita menyangka bahwa perbuatan yang akan kita lakukan itu akan menyenangkan hati namun, pada akhirnya justru akan membahayakan diri. Nauzubillah...

Nah, berdamai dengan keraguan dan kebimbangan juga merupakan bagian dari berbaik sangka kepada diri kita sendiri. ketika merasa ragu akan hal baik yang akan kita lakukan maka itu sebenarnya kita tidak yakin bahwa hal baik itu akan dilancarkan Allah.
Ketika kita bimbang alias galau-galau gitu untuk memilih suatu kebaikan itu tandanya, bahwa kita masih terlalu mengandalkan diri sendiri. Padahal ketahuilah tidak ada daya dan upaya yang dapat kita lakukan tanpa izin dari Allah. 

Oleh sebab  itu, jangan lupa berdoa sebelum melakukan sesuatu, meminta petunjuk dan memahami pertunjuk agar kita  bisa merubah apa yang salah yang telah kita lakukan. 

3. Berbaik Sangka Kepada Orang lain

Siapa nih yang sering curiga, suka mikir yang macam-macam sebelum mengenal seseorang?? Yaaaah.. tentu saja tak bisa kita pungkiri sifat curiga seperti ini tentu kita perlukan untuk lebih berhati-hati dan agar pandai mawas diri, namun bagaimana jika kecurigaan itu sudah overdosis alias berlebihan banget??
Ketahuilah, rasa curiga dan tidak percaya adalah salah satu penghalang dari baiknya suatu hubungan. Tidak ada sahabat atau pertemanan yang baik jika kita masih berburuk sangka. Maka, coba cermati firman Allah dalam QS. Al- Hujurat ayat 12 :

"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah olehmu banyak prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari berprasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu berperilaku tajassu (mencari-cari kesalahan orang lain)".

Tentu,, gosip atau membicarakan seseorang itu tak baik, namun kita harus cermat agar apa yang ia lakukan tidak kita lakukan, agar kita tak seperti dirinya.. memperbaiki diri dengan melihat sikap dan sifat orang-orang yang berada disekelilingi kita sangat kita butuhkan, doakan mereka semoga segera diberi petunjuk dan mengubah apa yang salah dengan diri mereka.
Cukuplah bagi kita untuk menyibukkan diri kita sendiri kepada kesalahan yang kita lakukan tanpa harus mencari kesalahan orang lain.

Suudzan kepada orang lain akan menyebabkan tali silatuhrahmi terputus, pertemanan dan persahabatan pun akan terhenti.Maka, dari itu ayooo hari ini kita sama-sama berusaha agar berhenti dari berburuk sangka. 

Bagi kalian yan sering update sana sini tentang kesalahan orang lain tanpa mengetahui apa sebabnya, mengapa tidak untuk bertanya kepadanya langsung? mendiskusikan secara damai dan bermusyawarah, bukan malah sebaliknya kalian membuka dan menyebar kejengkelan kalian disosmed yang kalian miliki dan akhirnya pertengkaran yang akan muncul.. tali silaturahmipun terputus. (ciiyeeee curhat nih..) -____-'

Jangan berburuk sangka kepada Allah.. karena takdir Allah itulah yang baik untuk diri kita.

Jangan berburuk sangka kepada diri sendiri, sehingga kita enggan mengerjakan kebaikan, contoh merasa riya saat bersedekah itu salah satu berburuk sangka kepada diri sendiri, jika perasaan riya itu menghampiri maka berlindunglah kepada Allah agar menghilangkannya.

Jangan berburuk sangka kepada orang lain sampai-sampai memutuskan tali silaturahmi.

Berbaik sangkahlah InsyaAllah itu akan membuat hati menjadi damai.

Wallahua'lam..


Sumber buku bacaan :
"Nasihat untuk kita"  Oleh : Farhan Abdul Majiid, Penerbit Quanta, 2017. Halaman : 111.

No comments :

Post a Comment