Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Tuesday 19 March 2019

CONTOH TUGAS PENGANTAR ILMU POLITIK (MENGANALISIS)

No comments
 

Rouhani: Kebijakan AS Cegah Iran Ekspor Minyak Sangat Berbahaya

JawaPos.com - Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan Amerika Serikat (AS) atas kebijakan yang menyebabkan keduanya semakin bermusuhan. Rouhani mengatakan, kebijakan AS mencegah Iran mengekspor minyak sangat berbahaya, meskipun kali ini tak menutup kemungkinan keduanya akan melakukan pembicaraan.

Pada bulan Mei, Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional 2015 dengan Iran dan mengumumkan sanksi terhadap anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) atau Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi itu. Washington mendorong sekutu untuk memotong impor minyak Iran ke angka nol dan akan mengembalikan sanksi atas penjualan minyak Iran pada November.

Berdasarkan kesepakatan itu, sebagian besar sanksi internasional terhadap Teheran dicabut pada 2016 sebagai gantinya Iran harus membatasi program nuklirnya.

Rouhani, yang berada di New York untuk pertemuan tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) para pemimpin dunia, mengatakan Iran hanya akan berbicara dengan Trump jika pemerintahannya membuktikan kepercayaannya. Tekanan ekonomi tidak akan memaksa Tehran ke meja perundingan.

"Jika Trump ingin berbicara dengan Iran, maka dia harus kembali ke kesepakatan nuklir," kata Rouhani dilansir dari Reuters, Selasa, (25/9).

Bermusuhan selama beberapa dekade, Washington dan Teheran semakin berselisih sejak Mei, dan beberapa pejabat AS yang secara pribadi menyerukan perubahan rezim di Iran. Pada Juli, Trump mengatakan, dia akan bersedia bertemu pemimpin Iran tanpa prasyarat untuk membahas bagaimana meningkatkan hubungan. Iran menolak tawaran itu.

Mata uang Iran telah kehilangan setengah nilainya dalam beberapa bulan terakhir dan ketakutan akan kesulitan ekonomi telah menyebabkan protes sporadis di beberapa kota. Rakyat Iran meneriakkan slogan-slogan melawan para pemimpin Iran.

Rouhani telah berusaha untuk meyakinkan Iran, banyak yang sangat frustrasi oleh pengangguran yang tinggi dan standar hidup yang rendah, bahwa ekonomi yang bergantung pada minyak Iran dapat bertahan dari tekanan AS.

Keterangan Berita:

Sumber        : JawaPos.com

Waktu/Tanggal Terbit    : 25 September 2018

ANALISIS:

Saya menggolongkan isu masalah diatas termasuk kedalam cangkupan wilayah atau bagian dari politik karena seperti yang dikemukakan oleh Harold D. Laswel & A. Kaplan bahwa ilmu politik mempelajari pembentukan kekuasaan dan pembagian kekuasaan. Dan dapat kita baca dalam teks masalah diatas terdapat perselisihan antara dua pemimpin negara yaitu pemimpin negara Iran (Hassan Rouhani) dan pemimpin negara Amerika  Serikat (Donald Trump) dimana masing-masing pemimpin itu menunjukkan kekuasaan yang mereka punya dalam penentuan kebijakan di negaranya. Terutama negara Amerika serikat yang kita tahu bahwa negara tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar dalam penentuan suatu kebijakan dinegaranya dan kebijakan yang akan/telah ia terapkan pasti akan berdampak pada negara lain.

Selain itu, ada pendapat yang memperkuat gagasan penggolongan saya yaitu menurut Valkenburg (1968) (dalam bukunya Inleiding tot de Politicologie: Problemen van Maatschappij en Matcht), mengemukakan bahwa : “Politik pada hakekatnya tiada lain merupakan pertarungan untuk kekuasaan”. Yang memperjelas bahwa perselisihan antar dua negara itu jelas merupakan ranah tau bagian dari ilmu politik.

Sumber Tugas :

Mahasiswi UNHAS : Nur fadillah
(dikirim ke email anniswally8@gmail.com pada 14 Maret 2019)

Wallahu a'lam..

No comments :

Post a Comment