Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Wednesday, 19 February 2020

CONTOH TUGAS TENTANG SISTEM POLITIK & KEBIJAKAN LUAR NEGERI TIONGKOK

1 comment


PENGARUH KEBANGKITAN EKONOMI TIONGKOK
DAN KONDISI PEREKONOMIANNYAPRA-PASCA KEMERDEKAAN

Dalam studi Ilmu Hubungan Internasionaldapat kita ketahui bahwa suatu negara dapat dikatakan sebagai negara yang kuat jika mempunyai konsep dasar power yang bagus. Menurut Couloumbis dan Wolfe, power sekurang-kurangnya mengandung tiga unsur penting, yaitu daya paksa (force), pengaruh (influence), dan kewenangan (authority). Daya paksa adalah ancaman eksplisit atau penggunaan kekuatan militer, ekonomi, dan sarana pemaksaan lainnya. Pengaruh disini bisa diartikan sebagai penggunaan alat-alat atau cara persuasi (tanpa kekerasan) yang memungkinkan tindakan aktor (negara) B sesuai dengan keinginan aktor (negara) A. Dalam strategi politik,Tiongkok/China menggunakan kekuatan ekonominya untuk mempengaruhi negara/pihak lain demi meraih kepentingan yang ingin dicapai. Khusus di bidang ekonomi dan politik internasional, bangkitnya China sebagai kekuatan global juga menandai lahirnya struktur internasional baru yang episentrumnya kini mulai bergeser ke Asia-Pasifik, tidak lagi berpusat semata di Eropadan Trans-Atlantik seperti pada periode pasca-Perang Dunia I dan Perang Dunia II. ( 1 Suryadi Bakry, Umar.2017.Dasar-Dasar Hubungan Internasional, Depok:Kencana Pustaka. hlm. 67.)

James Kynge, salah satu jurnalis yang berpengalaman puluhan tahun meliput kawasan Asia menuliskan beberapa fakta terkait dengan kebangkitan ekonomi China dalam bukunya, diantara fakta tersebut adalah :

1. Pada 2006, China merupakan ekonomi terbesar kedua setelah AS., dan diperkirakan pada 2050 akan menjadi nomor satu di Dunia.

2. Cadangan devisa China adalah yang terbesar di Dunia mencapai 1$ Triliun lebih.

3. China memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi diantara negara maju. 
(2   Kynge, James.2007.Rahasia Sukses Ekonomi Cina.Mizan Pustaka.)

Keberhasilan China dalam perekonomian pada masa ini tidaklah secara instan terjadi, melainkan melewati beberapa tahapan pengembangan dan revolusi sistem di negaranya yang dilatar belakangi sejarah yang sangat panjang. Republik Rakyat China merupakan negara terbesar ketiga di dunia dengan luas wilayah sekitar 3,7 juta mil persegi. China juga merupakan sebuah negara yang berpenduduk paling padat di dunia. Sekitar 85% penduduknya tinggal di wilayah pedesaan dan 90% daripadanya menempati seperenam wilayah China. Dari seluruh luas wilayah China, hanya 15% tanahnya yang cocok untuk pertanian. Kebutuhan-kebutuhan pangan yang semakin meningkat menimbulkan masalah-masalah ekonomi. 

PEREKONOMIAN CHINA SEBELUM MERDEKA 

Permasalahan ekonomi era ini mulai muncul akibat adanya rasa ketidakpuasan bangsa China terhadap pemerintahan Dinasti Qing terus memuncak sejak kekalahan China dalam perang candu tahun 1842. Sejak itu banyak wilayah China yang menjadi wilayah pengaruh kekuasaan asing baik bangsa Eropa, Amerika maupun Jepang. Keadaan ini seolah-olah menimbulkan sistem negara dalam negara karena pengaruh asing yang ada di wilayah-wilayah China masing-masing memiliki hak konsesi dan hak ekstrateritorial. Secara politik dan ekonomi kehidupan bangsa China menjadi semakin terpinggirkan akibat ketidakmampuan pemerintah Manchu mengatasi masalah-masalah yang ada di China. Akibatnya banyak bermunculan berbagai macam gerakan yang pada intinya ingin menumbangkan kekuasaan Manchu dan menggantikannya dengan kekuasaan dari bangsa China sendiri. (3   Darini, Ririn.2010. Garis Besar Sejarah China Era Mao. hlm. 13.)

Sejak tahun 1927 program pembaruan agraria di China telah berlangsung, masa dimana kekuatan komunis telah menguasai beberapa wilayah di Cina ketika masih dibawah kekuasaan Kuomintang. Pada masa itu kebijakan land reform yang dijalankan beragam karena perbedaan wilayah. Reformasi tanah merupakan kebutuhan ekonomi masyarakat baru. Komunis berusaha mendapat dukungan politik sekitar 70 % petani miskin dari 500.000.000 penduduk pedesaan China.  

Ada dua alasan untuk reformasi ini, yaitu menghancurkan kelas bangsawan tuan tanah untuk menghilangkan potensi ancaman kontra dan mendirikan pusat kekuasaan politik komunis di desa-desa.Pemerintah melakukan redistribusi kekayaan dan pendapatan dari kaum kaya ke kaum miskin dan menghapuskan kelas penguasa sebelumnya. Dengan melaksanakan redistribusi aset-aset pedesaan, land reform yang dijalankan di China sebenarnya bukan hanya telah mematahkan dominasi kelas tuan tanah dan mengalihkan kekuasaan pada petani miskin dan menengah saja, tetapi dengan sendirinya telah meningkatkan tingkat konsumsi dari kebanyakan petani dan meningkatkan tabungan desa yang layak bagi investasi.Masa land reform juga digunakan Mao untuk mendoktrin para kadernya yang belum sepaham, termasuk juga para kader dan simpatisan dari parti nasionalis. Pada masa itu partai komunis China berhasil merekrut massa sekitar 160 juta penduduk China, dan mayoritas dari simpatisan itu adalah dari kalangan petani yang pada masa pemerintahan nasionalis dianggap sebagai pihak yang paling dirugikan.(Jung Chang, Jon Halliday, 2007: 410-415). Para petani kemudian dipersenjatai. Taktik landreform menyebabkan massa petani membantu PKC, dari kalangan mereka banyak yang direkrut menjadi Tentara Merah. Perlawanan bersenjata petani yang dipimpin PKC mempercepat pembentukan Tentara Merah untuk melenyapkan tuan tanah serta menumbangkan pemerintah Kuo Min Tang pada masa Perang Saudara China periode 1945-1949.

PEREKONOMIAN CHINA SETELAH MERDEKA 1949

Ketika Mao Zedong memproklamirkan negara Republik Rakyat China pada tanggal 1 Oktober 1949, perekonomian China berada pada keadaan yang buruk. Perang China – Jepang dan perang saudara menimbulkan inflasi mencapai 85.000%. Oleh sebab itu selama beberapa tahun pertama kaum komunis memusatkan perhatian pada perbaikan pabrik-pabrik, produksi, dan fasilitas-fasilitas transportasi serta mengendalikan inflasi dan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.Setelah komunis berkuasa pada tahun 1949, maka diadakan kebijakan ekonomi nasional yang didasarkan pada pembaruan agraria. Kemudian pada 1950 China mulai memberlakukan sentralisasi pajak sehingga pendapatan pemerintah mengalami kenaikan yang berarti, dari 6,5 milyar yuan pada tahun 1950 menjadi 13,3 milyar pada tahun 1951 (I Wibowo, 2000: 51). Mobilisasi sumber daya keuangan ini amat vital untuk pembiayaan baik militer maupun birokrasi. Pada 1953 China mulai mengembangkan industrialisasi dan Repelita. Hasil-hasil ekonomi dari usaha-usaha repelita I begitu mengesankan, perkiraan yang ada menempatkan China dalam ranking internasional yang tinggi dalam hal pertumbuhan ekonomi selama periode ini. Antara 1952 dan 1957 industri China tumbuh dengan kecepatan yang melebihi 14,7% dari rencana yang ditetapkan. Total output industry China meningkat dua kali lipat. Produksi baja meningkat dari 1,31 juta metric ton pada tahun 1952 menjadi 4, 48 juta pada tahun 1957; semen dari 2,86 juta menjadi 6,86 juta; besi dari 1,9 juta menjadi 5,9 juta; batu bara dari 66 juta menjadi 130 juta; dan daya listrik dari 7,26 milyar kilowatt per jam menjadi 19,34 milyar. China juga untuk pertama kalinya memproduksi sejumlah truk, traktor, pesawat jet, dan kapal dagang. Dalam hal ini China terbukti menjadi murid yang baik dari model Soviet dengan pertumbuhan produksi yang lebih cepat dari industri Rusia selama Repelita Pertama Soviet tahun 1928-1932 (Meisner, 1998: 111). (4   Darini, Ririn.2010. Garis Besar Sejarah China Era Mao.hlm.24-34.)

Namun Tahun 1960-an bencana kelaparan meluas ke seluruh China. Banyak orang terserang busung lapar, kebanyakan adalah kaum petani. Di pedesaan bencana kelaparan lebih parah karena mereka tidak mendapat ransum bahan makanan. Di banyak daerah petani yang berani menyembunyikan bahan pangan ditangkap, dipukuli dan disiksa. Akibatnya di seluruh Cina berjuta-juta petani yang seharusnya menjadi tulang punggung produksi bahan makanan mati kelaparan. Pemerintah Beijing mengumumkan program ini menyebabkan kematian tidak wajar sekitar 21 juta orang lebih. Lembaga-lembaga non pemerintah lainnya juga mengeluarkan statistik yang tidak jauh berbeda, sekitar 20 juta orang lebih meninggal karena kelaparan. Akhirnya, di awal tahun 1961, kematian puluhan juta rakyat akhirnya memaksa Mao menghentikan kebijakan-kebijakan ekonominya. Mao melepaskan jabatannya sebagai presiden RRC dan memberikan kekuasaan lebih besar atas China pada Presiden Liu yang pragmatis dan Deng Xiaoping, sekjen partai.

Kemudian di Tahun 1978 China membentuk tata pemerintahan dan pembangunan baru “Open Policy” masa ini di sebut juga dengan era “Reformasi dan Pembukaan Diri” dibawah kepemimpinan Deng Xiaoping. Pada 1 Januari 1985 pemerintah China menegaskan kembali keputusan pembeliah hasil panen dengan sistem monopoli oleh negara,, yang berarti mekanisme pasar diberlakukan. Serangkaian reformasi institusi ekonomi pasar juga dilakukan.  China mulai terbuka bagi modal asing dimana investor mendapat berbagai kemudahan di beberapa wilayah khusus. (5  Panjaitan, Yoan. 2011. Fakto-Faktor Yang Menjadikan Cina Sebagai Kekuatan Ekonomi Baru di WATO (2001-2009). hlm. 66.

Pada awal tahun 1998 ketika pasca krisis finansial, Presiden Jiang Zeming berusaha keras membuat kebijakan dengan mengumumkan bahwa perusahaan yang bergerak dibidang industri milik negara akan dijual kepada swasta. Memasuki tahun 2001 China mulai bergabung dengan organisasi dunia WTO (World Trade Organization). Tahun 2002 China mempunyai inisiatif untuk merangkulsemua negara-negara ASEAN dengan membentuk organisasi internasional yang bernama ACFTA (Asean China Free Trade Agreement). Pada tahun 2004, Presiden Hu dalam pemerintahannya telah menyetujui ribuan investasi perusahaan asing untuk menggerakkan mesin perekonomiannya. Tahun 2005, pemerintah China menyetujui Program Ekonomi Lima Tahun ke-11 (2006-2010), rencana tersebut bertujuan untuk membangun masyarakat yang harmonis. Pada tahun 2011, pemerintah China kembali melakukan serangkaian langkah untuk mendukung ekspor seperti meningkatkan potongan pajak ekspor dan menyediakan pendanaan perdaganagan untuk industri, dimana saat itu sedang terjadi krisis di Eropa yang berdampak pada kegiatan ekspor China.   Sitsem perekonomian China terus di kembangkan sebagai sumber kekuatan Politik Ekonomi yang dimiliki negara tersebut hingga saat ini. (6   Abipragolo Wijayanto, Muhammad. 2014. Dinamika Perkembangan Industri Besar Di China Tahun 1998-2012. hlm.14-16.)

SUMBER TUGAS :

NUR FADILLAH (MAHASISWA UNHAS MAKASSAR)
SISTEM POLITIK & KEBIJAKAN LUAR NEGERI TIONGKOK

SUMBER GAMBAR : Freepik.com

Wallahu a'lam... 

1 comment :

  1. Do this hack to drop 2lb of fat in 8 hours

    More than 160,000 women and men are utilizing a simple and secret "liquid hack" to burn 1-2 lbs each night as they sleep.

    It's effective and works all the time.

    Here's how you can do it yourself:

    1) Go get a glass and fill it half the way

    2) And then follow this amazing hack

    so you'll become 1-2 lbs thinner the next day!

    ReplyDelete