Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Tuesday, 7 June 2016

MATERI KULIAH KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM TENTANG FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM

No comments


FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM

Perkataan Ilah, yang selalu diterjemahkan Tuhan , dalam Al-Qur’an dipakai untuk menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam QS Al-Jatsiyah ayat 23 :

Artinya :  Maka pernahkah jamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat) . Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

Dalam QS. Al-Qashash ayat 38 perkataan Ilah  dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya sendiri :

Artinya : Dan berkata Fir’aun : “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat,kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.

Contoh ayat-ayat tersebut diatas menunjukkan bahwa, perkataan Ilah  bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi )  maupun benda nyata (Fir’aun atau penguasa yang dipatuhi atau dipuja)/ Perkataan Ilah  dalam Al-Qur’an jga dipakai dalam bentuk tunggal (murfrad : Ilaahun), ganda (mutsanna : Ilaahaini), dan banyak (jama’ : aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme  tidak mungkin. Untuk dapat mengerti definisi tentang Tuhan atau Ilah  yang tepat berdasarkan penjelasan Al-Qur’an adalah sebagai berikut : Tuhan (Ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya”. Perkataan dipentingkan  hendaklah diartikan secara luas, tercakup di dalamnya yang dipuja, dicinta, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan , dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.

Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-Ilah sebagai berikut :

Al-Ilah ialah : Yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di hadapan-Nya, takut dan mengharapkan-Nya. Kepada-Nya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa dan bertawakkal kepada-Nya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari pada-Nya dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat-Nya dan terpaut cinta kepada-Nya (M. Imaduddin),1989:56).

Berdasarkan definisi tersebut dapatlah dipahami, bahwa Tuhan itu bisa berbetuk apasaja, yang dipentingkan oleh manusia.Yang pasti ialahh , manusia tidak mungkin atheis,  tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan penegasan Al-Qur’an , bahwa bagi setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan demikian orang-orang komunis pada hakikatny bertuhan juga. Adapun Tuhan mereka adalah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka.

Dalam ajaran Islam ditemukan pernyataan la ilaaha illa Allah . Susunan  kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu tidak ada Tuhan, kemudian baru diikuti dengan penegasan melainkan Allah. Hal itu berarti bahwa, seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam keyakinan terhadap Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yaitu Allah Swt.

(Wallahu'alam).. 

Sumber : 

 BUKU : MATERI PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PERGURUAN TINGGI UMUM OLEH DEPARTEMEN AGAMA . Halaman 2-4.

No comments :

Post a Comment