Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Monday 9 April 2018

FINANCIAL SPIRITUAL QUOTIENT "BERBUAT KEBAIKAN"

No comments

Berbuat kebaikan.. siapa sih yang tidak ingin di hargai oleh orang-orang sekitar? tentu semua orang ingin diakui dalam masyarakat .. yuuupppsss manusia memiliki pilihan dalam hidupnya.. terutama dalam melakukan hal-hal baik alias berbuat kebaikan dimanapun ia berada.

Berbuat kebaikan hanya akan dipahami oleh mereka yang memiliki kecerdasan spiritual, nah kecerdasan spiritual yang di maksud disini adalah salah satu kecerdasan untuk mengartikan nilai-nilai kehidupan seperti : amal.

Hayoooo... ada yang tau mengapa kecerdasan spiritual dibutuhkan dalam mengatur keuangan? yaaaah karena uang adalah salah satu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan mulia. Tujuan mulia yaitu menjadi manusia yang dapat bermanfaat bagi sesama. Nah... kecerdasan spiritual merupakan salah satu aspek yang menjadi dasar bagi manusia untuk mengenal lebih baik dirinya dan juga sesama manusia.

Anatoli Karvof adalah salah satu pakar dunia, ia menegaskan bahwa melakukan spritual keuangan wajib dilakukan oleh siapa saja. Menurutnya, berpengetahuan keuangan dan kemampuan mengaplikasikannya akan meningkat karena orang yang senang melakukan amal atau derma akan merasa bahagia karena melakukan kebaikan dan membantu orang lain akan menumbuhkembangkan sikap positif lainnya.

Namun, masalahnya adalah saat berbuat baik sebagian dari kita akan merasa enggan untuk itu, oleh sebab itu, dengan mengetahui manfaat ketika menolong orang lain, kita bisa menyadari dan mulai melakukan kebaikan.

Menurut saya pribadi... memaksa diri untuk kebaikan itu tak mengapa, yaaah berbuatlah sekalipun itu terpaksa, karena dari keterpaksaan yang dilakukan terus menerus akan muncul keikhlasan, akan ada rasa dimana jika tidak melakukannya lagi maka terus kepikiran, dan bahkan tidak bisa tidur dengan tenang.

Berbagi dengan sesama baiknya dikondisikan dengan keuangan kita, karena jangan sampai memberikan amal yang membuat keseimbangan keuangan menjadi rapuh. Nah, kondisi ini akan menimbulkan ke
malasan karen ketika melakukan amal kondisi keuangan kita makin tidak menentu.

Salah satu contohnya, apabila kita memberikan uang sebesar Rp 1.000,- dan dilakukan dengan hati yang senang, hasilnya akan berbeda dengan memberikan uang Rp 5.000.000,- tetapi dilandasi kepura-puraan. Perbedaan itu akan sangat terasa ketika kita sendiri yang merasakannya.

Aplikasikanlah, "ketika kita memberi maka kita akan menerima", karena dalam kehidupan keseharian kita. Kita semua membutuhkan bantuan orang lain sejak lahir hingga berhasil di bidang-bidang kehidupan dalam kehidupan ini.

Mari sama-sama berbuat kebaikan sebisa dan semampu kita dalam sisa hidup kita di dunia ini, karena tak ada yang bisa menjamin sampai kapan kita akan terus hidup. Tetap semangat..


Wallahu a'lam...

Sumber bacaan :

"Melek Keuangan (Perjalanan Menuju Kebebasan Keuangan)" Oleh : Peter Garlans Sina. Halaman : 32-51. Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer.







No comments :

Post a Comment