Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Saturday, 15 February 2020

CONTOH TUGAS GEOGRAFI POLITIK TENTANG ANALISIS KLASIKAL DAN KRITIKAL GEOPOLITIK DALAM SENGKETA WILAYAH SAHARA BARAT

No comments


1.     LATAR BELAKANG

Sahara Barat merupakan sebuah daerah di bagian barat laut Afrika yang belum merdeka. Di sebelah timur laut, berbatasan dengan Aljazair dan selanjutnya di sebelah utara berbatasan dengan Maroko dan dengan Mauritania di sebelah timur dan selatan. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Arab dan Spanyol. Dengan luas wilayah sekitar 266.000 km². Perlu diketahui bahwa Sahara Barat adalah wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan merupakan salah satu kawasan yang memiliki lahan perikanan terbaik di dunia, namun Sahara Barat merupakan salah satu teritori yang paling jarang dihuni di dunia, bahkan beberapa data mencatat tingkat kepadatannya sebagai yang paling rendah.Total penduduknya hanya sekitar 586.000 jiwa (data 2015), dengan sekitar 40% populasi berada di El Aaiun, kota terbesar di Sahara Barat.

Apakah daerah ini merupakan bagian dari Maroko atau milik Republik Demokratik Arab Sahrawi masih dipertentangkan. Saat ini Sahara Barat diduduki oleh Maroko, namun klaim ini tidak diakui secara global.  Organisasi pembebasan Polisario berjuang untuk meraih kemerdekaan daerah ini.Latar belakang kasus sengketa wilayah ini adalah, dalam perjanjian Fez tahun 1912, Prancis dan Spanyol membagi dua wilayah Maroko. Wilayah utara berada di bawah perlindungan Prancis, sementara wilayah selatan menjadi koloni Spanyol. Prancis lebih dahulu meninggalkan wilayah utara Maroko, yakni pada tahun 1956. Pada tahun 1957, wilayah Sahara Barat diklaim Maroko. Di sisi lain, pasukan Spanyol berhasil melakukan penyerangan terhadap militer Maroko dan membuat pasukan militer Maroko mundur. 

Pada tahun 1958, Spanyol secara resmi menyatukan Rio de Oro dan Saguia el-Hamra menjadi Provinsi Spanyol yang dikenal sebagai Spanyol Sahara. Namun, situasi semakin rumit dengan adanya klaim Mauritania yang baru merdeka pada tahun 1960. Pada tahun 1963, ditemukan cadangan fosfat dalam jumlah besar di Bu Craa (bagian utara Spanyol Sahara). Pertambangan fosfat di Bu Craa dimulai pada 1972, namun selama beberapa dekade telah terjadi perubahan sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh kekeringan dan dampak dari penemuan fosfat.

Sahara Barat menjadi daerah koloni Spanyol antara tahun 1884-1976. Spanyol baru menarik diri dari wilayah selatan Maroko yang saat itu dikenal sebagai Sahara Spanyol pada pertengahan 1970-an menyusul krisis politik dan ekonomi di Spanyol. Setelah Spanyol angkat kaki, pejuang-pejuang Maroko berusaha menyatukan kembali negeri itu. Namun, konteks Perang Dingin ketika itu mendorong blok sosialis merebut wilayah selatan Maroko demi mendapatkan akses ke Samudera Atlantik.Fakta secara hukum berdasarkan Resolusi 1514 (XV) tanggal 14 Desember tahun 1960 mengenai penyerahan kemerdekaan terhadap negara-negara koloni, Majelis Umum PBB (MU) mendesak Spanyol agar Sahara Barat mendapatkan dekolonisasi dari Spanyol berdasarkan asas emnentukan nasib sendiri (self-determination). 

Spanyol menyetujui usulan referendum untuk mennetukan nasib Sahara Barat, dibawah pengawasan PBB Raja Hassan, kepala Negara Maroko melalui Menteri Luar Negerinya pada tanggal 30 September dan 2 Oktober 1974 menyampaikan pernyataan kepada Majelis Umum PBB bahwa dengan adanya suatu “legalities” antara Sahara Barat dan Maroko, maka Sahara Barat seharusnya menjadi bagian dari Maroko. Di sisi lain, dengan alasan yang sama Mauritania mengemukakan hal yang serupa. Atas desakan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, pada akhirnya Spanyol pun memberi kemerdekaan Sahara Barat melalui “Kesepakatan Madrid 1975”. Akan tetapi, Pasca penarikan militer Spanyol, Maroko langsung mengambil alih Saguia El-Hamra, sedangkan Mauritania mencaplok Rio De Oro, dimana keduanya merupakan wilayah Sahara Barat. 

Pada tahun 1975, Mahkamah Internasional berpendapat bahwa tidak menemukan hubungan kedaulatan teritorial antara Sahara Barat dengan Maroko maupun Mauritania. Selain itu, Mahkamah Internasional juga menegaskan hak atas orang Sahrawi untuk berproses menentukan nasibnya sendiri. Hal inilah yang mendorong invasi Maroko dan Mauritania. Pada tahun 1979, Mauritania mengundurkan diri. Akan tetapi, Maroko terus mengambil wilayah Sahara Barat. Pada tahun 1991, terjadi gencatan senjata yang ditengahi PBB. 

Dewan Keamanana PBB membentuk Misi PBB (MINURSO) untuk memantau gencatan senjata serta untuk menyelenggarakan suatu referendum bagi rakyat Sahara Barat agar memungkinkan mereka untuk menentukan masa depan mereka sendiri. Akan tetapi, referendum tersebut tidak pernah terwujud. Dalam Perannya sebagai Sekretaris Pribadi Jendral PBB atas utusan Sahara Barat, mantan Menteri Luar Negeri AS James baker III mengusulkan dua versi untuk solusi kompromi pada tahun 2000 dan 2003, dimana keduanya melibatkan referendum setelah periode otonomi. Rencana baker ke 2 disahkan oleh PBB, namun tidak pernah dilaksanakan karena Maroko menolak untuk memungut suara. Saat ini, Front Polisario masih mempertahankan posisinya dan terus memperjuangkan tujuannya hingga tercapai hasil yang maksimal.

2.     LANDASAN TEORI

Geopolitik secara etimologi berasal dari dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang menjadi wilayah hidup, sedangkan politik berasal dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa ( Sunarso, 2006, halaman 195 ).Definisi lainnya muncul dari hasil keputusan para ahli geo-politik pada International Geographic Union tahun 1983, dengan menyepakati definisi geografi politik sebagai berikut: “fuller understanding of the political problems of territory, the oceans and human resources”. Dengan demikian pemahaman tentang negara sebagai fenomena territorial mengharuskan penelaahan karakteristik tidak hanya pada fisik ruang politiknya seperti wilayah, SDA, penduduk tetapi juga pada karakteristik non-fisik seperti unsur-unsur etnik dan kultural. 

Menurut MohtarMas’oed unsur etnik dan kultural penting untuk diperhatikan karena unsur ini memberikan keabsahan terhadap eksistensi negara-bangsa, dengan kata lain juga merupakan pra syarat bagi analisis geopolitik. Selanjutnya dalam perkembangan studi ini, para geographer politik modern mengembangkan dan menyempurnakan konsep-konsep geografi politik sebelumnya untuk menjelaskan pola hubungan antar negara. Sedikitnya ada empat teori yang dikemukakan beberapa ahli geografi politik, dan keempat teori tersebut merupakan bagian dasar dari pemikiran Geopolitik Klasik. Diantaranya yaitu: 

Pertama Heartland Theory, Teori ini diperkenalkan oleh Sir Harford Mackinder (1869-1947), seorang ahli strategi militer kebangsaan Inggris. Dalam karyanya “the geographic pivot of history”, Mackinder berusaha menginterpretasi sejarah dunia berdasarkan pemikiran geopolitik, dimana pusat kekuatan daratlah yang paling penting di dunia, sekaligus merupakan benteng paling kuat di dunia. Pusat kekuatan darat yang sangat representative dipandang awalnya terletak di wilayah jantung Jerman (Eropa Bagian Timur) yang kemudian dikenal dengan heartland.

Perkembangan selanjutnya, wilayah daratan yang maha luas di Asia, khususnya di Siberia, Rusia, kemudian dipandang oleh geopolitik Jeman Karl Haushoffer sebagai sebuah kekuatan darat baru yang akan menyempurnakan kekuatan heartland. Sejalan dengan itu Haushoffer “menganjurkan” Jerman membentuk blok bersama kekuatan darat di Asia (Uni Soviet). Gabungan dua kekuatan yang didasarkan oleh kekuatan daratan yang sangat luas dan tak berpantai itu dikenal dengan sebutan “Eurasia” penggabungan Eropa dan Asia, yang kemudian oleh Mackinder disebut “world island”. Dengan demikian inti pemikiran Mackinder dapat disimpulkan sebagai berikut :who controls East Europe command the Heartland, who controls the heartland command world island, who command the world island command the world”.

Kedua Sea Power Theory, Sea Power Theory kekuatan laut sebagai basis teori geopolitik pertama kali diperkenalkan oleh Admiral Alferd Thayer Mahan (1840-1914), seorang ahli strategi angkatan laut AS. Teori ini menekankan bahwa kekuatan maritim merupakan kunci untuk menjadi kekuatan dunia.Sebuah analisis ilmiah terhadap sejarah, dimana angkatan laut Inggris yang mampu menjelaskan kekuatan besar Bangsa Inggris sebagai kekuatan dunia. Dalam pandangannya, AT.Mahan mengemukakan bahwa samudera dan lautan di dunia tidak memisahkan daratan, malah sebaliknya, menghubungkan semua  wilayah yang terhalang oleh laut.Teori inilah yang kemudian mengilhami negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris membangun kekuatan lautnya.

Ketiga Rimland Theory, setelah Mahan muncul geograferlainyaitu Nicholas J. Spykman. Ilmuan ini mengajukan argumenbahwa pusat kekuatan dunia yang sejati tidak terletak di pusat benua seperti yang digambarkan oleh Mackinder, tetapi justru di daerah pinggiran Eurasia, seperti kawasan Timur-tengah, Asia Selatan, Timur Jauh. Beberapa negara di kawasan ini menjadi daerah kunci keamanan AS.Pada saat perang dunia negara-negara rimland dikenal dengan istilah “buffer state”.Bertahun-tahun lamanya Afghanistan dan Persia sebagai Negara penyangga memenuhi kepentingan Inggris.Demikian halnya Eropa Tengah dianggap penyangga antara Eropa Barat dan Uni Soviet.RevisiSpykman terhadap teori Mackinder terkenal dengan diungkapkan diktum :“ who controls the rimland command the Eurasia, who controls the Eurasia command the destinies the world”.

Keempat Shatterbelt Theory, Shatterbelt Theory dari S.B Cohen.Istilah “Shatterbelt” diartikan sebagai sebuah kawasan besar yang terletak sangat strategis sehingga menjadi “ajang” perebutan kekuatan-kekuatan besar dunia. ShatterbeltCohen pada gambar berikut merujuk pada kawasan Timur-Tengah.

Konsep pemikiran geopolitik kemudian terus mengalami perkembangan sehingga mendorong munculnya permikiran baru dalam memandang strategi mencapai negara yang kuat. Pemikiran ini kemudian digagas dan dikenal dengan istilah Geopolitik Kritis atau biasa disebut juga dengan Kritikal Geopolitik. Kritikal Geopolitik ini merupakan pengembangan dari konsep Geopolitik klasik, dimana kekuatan nasional itu bukan lagi hanya terbatas pada perluasan atau expansi wilayah/teritorial tapi juga sudah mencakup kemampuan dalam menciptakan space/ruang yang dimensinya bersifat abstrak dalam mempengaruhi negara atau pihak lain. Konsep geopolitik kritis ini cenderung bersifat hegemonik yang mengarah pada aspek ekonomi, media, dan teknologi.

3.     ANALISIS

Diketahui bahwa wilayah Sahara Barat adalah wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan merupakan salah satu kawasan yang memiliki lahan perikanan terbaik di dunia, juga memiliki sumber daya mineral diwilayahhnya yaitu fosfat. Terlebih wilayahSahara Barat merupakan salah satu teritori yang paling jarang dihuni di dunia, bahkan beberapa data mencatat tingkat kepadatannya sebagai yang paling rendah. Karena alasan tersebut maka konsep geopolitik klasik yang tepat untuk menganalisisnya adalah menggunakan pandangan Rimland Theory, gagasan yang mengatakan bahwa pusat kekuatan dunia yang sejati tidak terletak di pusat benua seperti yang digambarkan oleh Mackinder, tetapi justru di daerah pinggiran Eurasia, seperti kawasan Timur-tengah, Asia Selatan, Timur Jauh. 

Kawasan Sahara Barat termasuk dalam kategori kawasan pinggiran Eurasia dimana wilayahnya terletak tepat dipesisir benuaAfrika dengan letak wilayah yang sangat strategis. Potensi yang dimiliki inilah yang menyebabkan Prancis dan Spanyol pernah melakukan mengekspansi wilayah tersebut hingga akhir periode perang dunia. NegaraMaroko dan Mauritania yang berada di sekitar kawasan Sahara Barat itu berupaya untuk mengklaim dan menguasai wilayah tersebut.Kelompok Plasario mencapai kesepakatan dengan Mauritania pada tahun 1979, dan Mauritania menyerahkan tanah mereka sehingga orang sahrawis dapat mandiri. Sementara Maroko menganeksasi wilayah Sahara Barat, sampai 1991 kedua pihak menandatangani gencatan senjata yang didukung oleh PBB. Meski telahh menyetujui gencat senjata Negara Maroko bersikukuh menolak Pengakuan Kemerdekaan Sahara Barat. Maroko juga sempat menolak ikut dalam pemungutan suara dalam referendum sebagai upaya yang dilakukan PBB untuk penyelesaian sengketa.

Maroko pada masa kepemimpinan Raja Mohammed VI (1999-sekarang) semakin memperdalam dan mempererat hubungannya dengan negara-negara Afrika. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kunjungan yang dilakukan oleh Raja Maroko ke berbagai negara Afrika Barat dan Afrika Tengah sejak tahun 2000, juga meningkatnya jumlah perjanjian dan kerjasama yang ditandatangani dalam satu dekade terakhir. Tidak hanya memberikan bantuan material kepada negara sub- Sahara Afrika dan Afrika Barat, tetapi juga menerapkan kebijakan keamanan dan ekonomi di wilayah tersebut. Maroko memanfaatkan koneksi politiknya dengan berbagai penguasa Afrika Barat untuk memfasilitasi peluang bisnis bagi investor swasta dan lembaga komersial milik negara. Keinginan untuk meluaskan mitra ekonomi tetap menjadi pendorong utama Maroko dalam memperkuat hubungannya dengan negara-negara Afrika.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat yang dicapai selama dua dekade terakhir di sejumlah negara bagian ini telah menarik perhatian elit politik dan ekonomi Maroko ke wilayah tersebut. Minat Maroko di Afrika juga didorong oleh perlunya mengumpulkan dukungan politik di antara negara-negara Afrika sub-Sahara atas klaim Maroko ke wilayah Sahara Barat Maroko menerapkan kebijakan startegis melalui diplomasi keagamaan dibawah pemerintahan Raja Mohammed VI yang merepresentasikan diri sebagai ototritas keagamaan. Diplomasi keagamaan yang diterapkan Maroko menggunakan pendekatan islam moderat demi menumbuhkan perekonomian dan ikatan politik.Hal ini membuat posisi Maroko di kawasan memiliki pengaruh yang cukup kuat.Penguatan pengaruh dan kekuatan nasional yang telah dilakukan oleh Negara Maroko dalam hal ekonomi, keamanan, dan kemampuan hubungan diplomasi yang dibangun ini yang merupakan bentuk penguasaan wilayah dengan menggunakan pendekatan geopolitik kritikal.

4.     KESIMPULAN

Geopolitik secara etimologi berasal dari dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang menjadi wilayah hidup, sedangkan politik berasal dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Selanjutnya dalam perkembangan studi ini, para geographer politik modern mengembangkan dan menyempurnakan konsep-konsep geografi politik sebelumnya untuk menjelaskan pola hubungan antar negara. Sedikitnya ada empat teori yang dikemukakan beberapa ahli geografi politik, dan keempat teori tersebut merupakan bagian dasar dari pemikiran Geopolitik Klasik. Diantaranya yaitu, Heartland Theory, Sea Power Theory, Rimland Theory, dan Shatterbelt Theory. Geopolitik klasik kemudian berkembang dan mendorong gagasan geopol kritis. 

Dalam kasus sengketa wilayahh Sahara Barat ini maka yang merupakan bentuk dari geopolitik klasik adalah penguasaan wilayah karena alasan potensi sumber daya alam dan letak wilayah Sahara yang strategis. Sedangkan yang merupakan bentuk pendekatan geopolitik kritis adalah sikap dan kebijakan yang Maroko lakukan untuk menguatkan pengaruhnya di kawasan Afrika, dalam aspek ekonomi, keamanan, serta kemampuan yang dimiliki dalam menjalin hubungan diplomasi.

DAFTAR PUSTAKA

Tita Ruslin, Ismah. 2013. “Memetakan Konflik di Timur Tengah (Tinjauan Geografi Politik)”. Jurnal Politik ProfetikVolume 1 Nomor1 Tahun 2013.

Suci Alfiani, Arum. 2017. “Analisa Keputusan Maroko Untuk Kembali Bergabung Dalam Keanggotaan Uni Afrika Tahun 2016”

Tashirnan. 2019. “Sahara Barat Teritoriti di Afrika”. Diakses pada 9 September 2019. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sahara_Barat. 

Hadiman, Sudirman.2017. “BAB III Dinamika Konflik Maroko-Sahara Barat”. PDF.

https://docplayer.info/52552461-Bab-iii-dinamika-konflik-maroko-sahara-barat.html?_gl=1*2mi0cq*_ga*dExITVRqejhZZ0dHdUVVRzczVjhUdXZaWXdraTdEUGg3UlRsVUI5WTJ1aDRvVjFDUEhTWGZTNG91c1NSQ3NxbA.
 
Rizal, Syamsu. 2009. “2. Kajian Teoritis”. PDF.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://lib.ui.ac.id/file%3Ffile%3Ddigital/126014-T%2520355.45%25202009%2520(6)-defence%2520cooperation-literatur.pdf&ved=2ahUKEwj-rKiW0sTkAhUxIbcAHS2fCW8QFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw0SZPu_VAhuXFEnO6hFTSKf

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t39727.pdf&ved=2ahUKEwiD49DcyMPkAhWNdn0KHbSoDMoQFjACegQIAhAB&usg=AOvVaw0D6hSpd29As8Mui9Kk_LXy. 

http://www.mapnall.com/id/Peta-Sahara-Barat_1072718.html.

 

Sumber Tugas dari Mahasiswa UNHAS : 

GEOGRAFI POLITIK
NUR FADILLAH 

Wallahu a'lam..

No comments :

Post a Comment