Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Wednesday, 5 February 2020

CONTOH TUGAS INTERAKSI NUTRIENT OBAT DAN SUBSTANSI LAIN

No comments
Tugas Kelompok









Interaksi nutrient obat dan substansi lain
“Interaksi Obat dan Makanan pada Fase Absorsi”

Nama Kelompok :
PUTRI SULHAM WIJAYA

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpakan rahmat, tauhid dan hidayah¬-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Interaksi Obat Dan Makanan Pada Fase Absorsi“ yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas PendidikanInteraksi Nutrient Obat Substansi Lain.

Melalui usaha dan do’a yang selalu menyertai penulis, serta bantuan moril maupun materi yang menunjang bagi penulis untuk menyelesaikan tugas makalah ini.pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu zubaydah selaku dosen Pendidikan Interaksi Nutrient Obat Substansi Lainyang telah membimbing penulis dalam penyelesaian tugas makalah ini.

Dengan terbatasnya pengetahuan, kemampuan dan waktu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik materi maupun penyajiannya.Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Demikian dalam pembuatan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak Terimakasih.


                                                                                                                 Kendari 20 April 2016
 

                                                                                                                        Penulis

 


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
 
DAFTAR ISI.........................................................................................................
 
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................ 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A. Interaksi Obat.. ...............................................................................................
B.Interaksi obat dan makanan. ...........................................................................
C. Antimikroba....................................................................................................
 
BAB IIIPENUTUP...............................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Daftar Pustaka................................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Interaksi obat atau lebih dikenal dengan istilah drug interaction, merupakan interaksi yang terjadi antar obat yang dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi obat dapat menghasilkan efek baik terhadap pasien, namun tidak jarang menghasilkan efek buruk, sehingga hal ini merupakan salah satu penyebab terbanyak terjadinya kesalahan pengobatan. Secara umum, kesalahan pengobatan akibat interaksi obat ini jarang terungkap akibat kurangnya pengetahuan kita, baik dokter, apoteker, apalagi pasien tentang hal ini. Jika terjadi kegagalan pengobatan pada pasien, hal ini sangat jarang dikaitkan dengan interaksi obat. Padahal kemungkinan terjadinya interaksi obat ini cukup besar, terutama pada pasien yang mengonsumsi lebih dari 5 macam obat pada saat yang bersamaan. Pada saat ini lebih dari 25 jenis obatbaru dilempar ke pasar setiap tahunnya. Dan tampaknya hamper mustahil jika seorang dokter atau apoteker harus menghapalkan dan menguasai masalah interaksi obat dari sekian ribu macam obat yang beredar saat ini.

Hubungan dan interaksi antara makanan, nutrien yang terkandung dalam makanan dan obat saling mendukung dalam pelayanan kesehatan dan dunia medis. Makanan dan nutrien spesifik dalam makanan, jika dicerna bersama dengan beberapa obat, pasti dapat mempengaruhi seluruh ketersediaan hayati, farmakokinetik, farmakodinamik dan efek terapi dalam pengobatan. Makanan dapat mempengaruhi absorbsi obat sebagai hasil dari pengubahan dalam saluran gastrointestinal atau interaksi fisika atau kimia antara partikel komponen makanan dan molekul obat. Pengaruh tergantung pada tipe dan tingkat interaksi sehingga absorbsi obat dapat berkurang, tertunda, tidak terpengaruh atau meningkat oleh makanan yang masuk.Oleh karena itu, setiap pusat pengobatan modern seperti rumah sakit, puskesmas, praktek dokter pribadi, dan apotek,sebaiknya atau bahkan seharusnya memiliki akses paling tidak ke salah satu pusat data interaksi obat. Halini bertujuan untuk menghindari terjadinya interaksi antar obat yang diberikan kepada pasien dan rasionalisasi penggunaan obat dapat tercapai..
 
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Mengetahui interaksi obat.
2. Mengetahui interaksi obat dan makanan berdasarkan fase farmakokinetik.
3. Mengetahui antimikroba pada obat dan makanan.
 
C. Tujuan

Tujan dalam makaalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui interaksi obat.
2.    Untuk mengetahui interaksi obat dan makanan berdasarkan fase farmakokinetik.
3.    Untuk mengetahui antimikroba pada obat dan makanan.


BAB II
PEMBAHASAN

 
A. Interaksi obat

Interaksi obat didefinisikan oleh Committee for ProprietaryMedicine Product (CPMP) sebagai suatu keadaan bilamana suatu obat dipengaruhi oleh penambahan obat lain dan menimbulkan pengaruh klinis. Biasanya, pengaruh ini terlihat sebagai suatu efeksamping, tetapi terkadang pula terjadi perubahan yang menguntungkan. Obat yang mempengaruhi disebut dengan precipitant drug, sedangkan obat yang dipengaruhi disebut sebagai object drug. Pada beberapa kasus, interaksi ini terkadang dapat menimbulkan perubahan efek pada kedua obat, sehingga obat mana yang mempengaruhi dan mana yang dipengaruhi, menjadi tidak jelas. Diperkirakan, inside

nsi terjadinya interaksi obat sekira 7% dari semua efek samping obat dan kematian akibat ini sekitar 4%. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapafaktor antara lain: 

1. Kurangnya dokumentasi.

2. Seringkali lolos dari pengamatan karenakurangnya pengetahuanpara dokter tentang mekanisme dan kemungkinan terjadinya interaksi obat, sehingga interaksi obatberupa peningkatan toksisitas sering kali dianggap sebagai reaksi idiosinkrinasi terhadap salah satu obat sedangkan interaksi beruppenurunan efektivitas seringkali didugaakibat bertambahnya keparahan penyakit. 

3.  Faktor keturunan, fungsi hati dan ginjal, usia (bayi dan lansia), ada atau tidaknya suatu penyakit, jumlah obat yang digunakan dan juga faktor sensitivitas penderita. 

Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses, antara lain perubahan dalam farmakokinetika obat tersebut, seperti absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eksresi (ADME) obat. Kemungkinan lain, interaksi obat merupakan hasil dari sifat- sifat farmakodinamik obat tersebut, missal, pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan agonis untuk resptor yang sama.

Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis terhadap pasien. Ketika dikonsumsi, obat dapat mempengaruhi status gizi seseorang dengan mempengaruhi makanan yang masuk (drug-food interaction). Hal sebaliknya juga dapat terjadi, makanan yang masuk juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-obatan (food-drug interaction).

B. Interaksi obat dan makanan Fase farmakokinetik

Interaksi farmakokinetik terjadi bila salah satu obat mempengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi obat kedua sehingga kadar plasma obat kedua meningkat atau menurun. Akibatnya, terjadi peningkatan toksisitas atau penurunan efektivitas obat tersebut. Interaksi farmakokinetik tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, sekalipun struktur kimiaya mirip, karena anter obat segolongan terdapat variasi sifat-sifat fisikokimia yang menyebabkan variasi sifat-sifat farmakokinetiknya (Setiwati, 2003).

1) Interaksi proses absorpsi

Interaksi ini dapat terjadi akibat perubahan harga PH obat pertama. Pengaruh absorpsi suatu obat mungkin terjadi akibat pengurangan waktu huni dalam saluran cerna atau akibat pembentukan kompleks (Mutschler, 1991).

2) Interaksi proses distribusi

Jika dalam darah pada saat yang sama terdapat tempat ikatan pada protein plasma. Persaingan terhadap ikatan protein merupakan proses yang sering yang sesungguhnya hanya baru relevan jika obat mempunyai ikatan protein yang tinggi, lebar, terapi rendah dan volume distribusi relatif kecil (Mutschler,1991) Kompetisi untuk ikatan dalam jaringan terjadi misalnya antara digoxin dan kuinidin dengan akibat peningkatan kadar plasma digoxin (Setiawati, 2003).

3) Interaksi pada proses metabolisme

Interaksi dalam metabolisme dapat terjadi dengan dua kemungkinan, yakni pemacu enzim atau penghambat enzim. Suatu obat presipitan dapat memacu metabolisme obat lain (obat objek) sehingga mempercepat eliminasinya (Suryawati, 1995).

4) Interaksi pada proses eliminasi

Interaksi pada proses eliminasi melaui ginjal dapat tejadi akibat perubahab PH dalam urin atau karena persaingan tempat ikatan pada sistem tranformasi yang berfungsi untuk ekskresi.

C. Antimikroba 

Antimikroba adalah obat-obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia. Antibiotik adalahsenyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain.

Antimikroba dapat bersifat : 

1. Bakteriostatik, yaitu menghambat atau menghentikan laju pertumbuhan bakteri. Contoh : Tetrasiklin, kloramfenikol,eritrosin. 

2.  Bakterisid, yaitu bersifat membunuh bakteri. Contoh : Penisilin, sefalosforin, gentamisin.

Antimikroba mempunyai 5 mekanisme kerja yang utama, yaitu: 

1.    Antimetabolit Antimikroba bekerja memblok tahap metabolic spesifik mikroba. Termasuk dalam hal ini adalah sulfonamide dan trimetrofin. Sulfonamida akan menghambat pertumbuhan sel dengan cara menghambat sintesa asam folat oleh bakteri. Sulfonamid bebas secara struktur mirip dengan asam folat, para amino asam benzoat (PABA), dan bekerja sebagai penghambat kompetitif untuk enzim-enzim yang mempersatukan PABA dan sebagian pteridin menjadi asam dihidropteroatTrimetropim secara struktur mirip pteridin yang dihidrolisis oleh enzim dihidrofolat reduktase dan bekerja sebagai penghambat kompetitif enzim tersebut yang dapat mengurangi dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat.

2.   Menghambat Sintesis dinding sel. Contoh : Penisilin, sefalosforin, vankomisin.

3.   Menghambat fungsi membrane sel. Disini antimikroba bekerja secara langsung pada membrane sel yang akan mempengaruhi permiabilitas dan menyebabkan keluarnya senyawaintraseluler bakteri. Contoh : Polimiksin.

4. Menghambat sintesis protein. Antimikroba mempengaruhi fungsi ribosom bakteri yang menyebabkan sintesis protein dihambat. Dalam hal ini antibiotic dapatberinteraksi dengan ribosom 30s, termasuk :aminoglikosida, tetrasiklin dan spektinomisin atau berinteraksi dengan ribosom 50s, misalnya pada kloramfenikol dan eritromisin.

5. Menghambat asam nukleat. Contohnya : rifampisin akan menmgikat dan menghambat DNA-dependent RNA polymerase yang ada pada bakteri, kuinolon akan menghambat DNA girase.
Penggolongan antimikroba. 

Antimikroba dapat digolongkan berdasarkan strukturnya, yaitu : 

1.    Antibiotik golongan beta laktam. Contohnya : penisilin dan sefalosforin.
2.    Antibiotik golongan Aminoglikosida.Contohnya : Neomisin, vankomisin,kanamisin.
3.    Antibiotik golongan tetrasiklin.
4.    Antibiotik golongan makrolida. Contohnya : eritromisin.
5.    Sulfonamida. Contohnya : sulfadiazin, sulfametoksazol.
6.    Antibiotik golongan kuinolon. Contohnya: flouroquinolon, siprofloksasin.
7.    Antijamur. Contohnya : Amfoterisin B, griseofulvin, ketokonazol.

Kombinasi Obat-obat Antimikroba

Pengobatan dengan bermacam-macam antimikroba dapat diindikasikan pada keadaan klinik sebagai berikut :
1.    Dalam keadaan darurat, misalnya : meningitis.
2.    Untuk menunda timbulnya resistensi, misalnya antibiotik untuk pengobatan TBC .
3.   Untuk mendapatkan efek sinergis, misalnya beta laktam ditambah aminoglikosida pada infeksi Pseudomonas aeroginosa.
4.    Pada infeksi campuran, misalnya bakteri dan jamur.


BAB III
PENUTUP

 A.    Kesimpulan

Interaksi obat didefinisikan oleh Committee for ProprietaryMedicine Product (CPMP) sebagai suatu keadaan bilamana suatu obat dipengaruhi oleh penambahan obat lain dan menimbulkan pengaruh klinis. Interaksi proses absorpsidapat terjadi akibat perubahan harga PH obat pertama. Pengaruh absorpsi suatu obat mungkin terjadi akibat pengurangan waktu huni dalam saluran cerna atau akibat pembentukan kompleks.

Antimikroba adalah obat-obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia. Antibiotik adalahsenyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain.
   

DAFTAR PUSTAKA

Dalimunte, A. (2009). Interaksi pada obat antmikroba.Diakses tanggal 30 Desember 2012.www.repository.usu.ac.id
Perdana, Putra. (2011). Interaksi Obat.Diakses tanggal 30 Desember 2012.www.rmp.ums.ac.id
Hartati,Sri.2002.Mengapa diabetes banyak mengakibatkan kerusakan organ tubuh dan bagaimana kejadiannya.Semarang:Balai Penerbit FK UNDIP.

Sylvia.1995.Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit.Jakarta:ECC.FK UI.2007.Farmakologi Dan Terapi.Jakarta:FKUI.





 



No comments :

Post a Comment