Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Friday 3 July 2020

2 Sudut Pandang : Boleh ngak sih menyinggung seseorang lewat status di medsos ?

No comments

Hayoooo kelakuan siapa nih yang isi statusnya nyindir-nyindir orang ?

 cop bukan saya ehehhehhe..

Belajar dari fakta yang saya amati nih guys, media sosial seperti misalnya FB sangat rentan menjadi tempat singgung menyinggung satu sama lain.

Lantas, bolehkah kita saling menyinggung disosial media?

Jawaban dari pertanyaan ini terbagi menjadi dua sudut pandang. Mari kita belajar memahami satu persatu.

Pertama, Sudut Pandang “Boleh saja”

Foto oleh Thought Catalog dari Pexels

Secara umum perbuatan menyindir lebih dikenal dengan perbuatan yang negatif. Menyindir lebih ke arah mencela atau menghina seseorang juga mengumbar kesalahan orang lain atau aibnya.

Tapi, tahukah kamu kalau menyindir atau menyinggung tidak selalu berbau negatif dan hal ini bisa dibolehkan?

Yups, boleh jika tujuan menyindir seseorang untuk menuntunnya ke arah yang baik misalnya saja kamu ingin dia tersadar dan berharap status mu itu mengubah sikap dan juga akhlaknya. 

Tentu saja menyinggung disini dalam koridor yang tidak boleh sampai melukai atau menyakiti hati.


Nah, disini akan timbul pertanyaan “bagaimana adab atau cara menyinggung atau menyindir yang benar agar tidak menyakiti hati seseorang?”

Dikutip dari laman dalamislam.com menjelaskan beberapa adab yang wajib diperhatikan yaitu :

1. Niat karena Allah Ta’ala

Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,

 “Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya (dinilai) kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak diraihnya atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka (hakikat) hijrahnya itu hanyalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya.” [HR. Bukhari dan Muslim]

2. Tidak mempermalukan ketika menyindir

Sindiran harus disampaikan dengan rahasia pada orang tersebut untuk memperbaiki kesalahan yang sudah diperbuat.

3. Menyindir secara rahasia

“Apabila para salaf hendak memberikan nasehat kepada seseorang, maka mereka menasehatinya secara rahasia… Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat. Dan barangsiapa yang menasehatinya di depan orang banyak maka sebenarnya dia mempermalukannya.” (Jami’ Al ‘Ulum wa Al Hikam, halaman 77)

4. Menyindir dengan halus dan sopan

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya." [HR. Muslim]

Nah, dari adab-adab diatas saya coba memberikan contoh sederhana. Contohnya saja gini :

Saya seorang pemalas. Sikap malas saya sudah sering kali dinasehati secara pribadi namun tidak ada perubahan. 

Teman saya akhirnya mengupdate status tentang rasa malas seperti efek negatif yang akan terjadi jika seseorang malas, bahaya rasa malas, cara mengatasi rasa malas, motivasi untuk orang malas dan nasehat-nasehat umum lainnya tentang rasa malas.

Niat teman saya disitu berharap Allah memberikan hidayah kepada saya untuk berubah menjadi pribadi yang rajin, juga untuk menyadarkan saya dengan menyinggung rasa malas itu sendiri. Ia berharap ketika saya mengetahui dampak buruk dari rasa malas itu maka saya akan bisa menjadi pribadi yang rajin dan bersemangat.

Disini ada niat atau tujuan menyindir atau menyinggung dengan cara memberikan informasi tanpa menusuk langsung ke pribadi.

Kesalahan yang biasa ditemukan adalah mereka memberi nasehat atau menyindir seseorang adalah langsung tertuju ke orang yang melakukan kesalahan bukan pada apa yang ia lakukan, dan juga pada saat berada ditempat keramaian. Hal ini bisa malah akan memperburuk keadaan.

Kedua, Sudut Pandang “Tidak Boleh”

Foto oleh Lisa Fotios dari Pexels

Perkembangan teknologi yang bebas menjadikan orang-orang melakukan semau yang mereka inginkan, tak memperdulikan adap atau norma lagi, ada kalanya mereka yang sering menyindir melalui media sosial hanya mencari perhatian orang lain.

Saya pernah menjadi korban salah satu  tetangga nih, dia mengupdate status dan meluapkan semua isi hati kejengkelannya, sontak status itu dibanjiri komentar yang menghina, mencaci maki orang yang disinggungnya, dan ada indikasi untuk memanasi satu sama lain.

Emosi??  jelas saja karena saya tersinggung. Tapi, melihat hal itu saya mengambil sikap untuk mengirimkan pesan secara pribadi dan bertanya apakah betul status yang ia tulis mengarah ke salah satu anggota keluarga saya?

 Setelah mengkonfirmasi langsung tiba-tiba status itu lenyap seperti debu yang terbang entah kemana. Ehehehee, semoga aja ia tersadar kalau sikapnya itu tidak dewasa atau kekanak-kanakan. (loh nih nyinggung)

Yups, saya ngak nyinggung hanya memberi penjelasan saja supaya lebih paham dari apa yang saya alami. Kita bisa belajar dari perbuatan orang lain, kan?

Nah, menyindir, menyinggung atau menasehati yang tidak boleh disini adalah ada indikasi atau niat mencaci maki orang lain. 

"Rasulullah SAW bersabda, Janganlah kamu saling benci-membenci, dengki-mendengki dan sindir-menyindir. Jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Haram seseorang muslim berkelahi dengan saudaranya lebih dari tiga hari lamanya." [Hadits Anas bin Malik r.a]

“Seseorang hamba yang membicarakan sesuatu yang belum jelas baginya (hakikat dan akibatnya), akan dilempar ke neraka sejauh antara timur dan barat.” [Riwayat Muslim]

“Hai orang orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok olok kaum yang lain karena bisa jadi mereka yang diperolok lebih baik dari yang mengolok, dan jangan pula wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain., karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan); dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk gelar ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman” [QS. al-Hujurat:11].

Gimana nih, dari kedua sudut pandang yang berbeda diatas kita bisa jauh lebih memahami kan bagaimana cara menyindir, menyinggung atau memberi nasehat kepada orang lain?

Jadi, menyindir atau menyinggung yang dibolehkan adalah memberi nasehat kepada seseorang tanpa adanya rasa iri, balas dendam, menghina, atau bahkan memperolok-olok orang yang disindirnya. Kita dituntut untuk menyampaikan sindirian dengan cara yang baik, halus dan memperhatikan adab-adabnya seperti adab yang sudah dipaparkan diatas.


Jadi, mau nambah dosa atau mau mendapat pahala nih?

Hati-hati juga loh, kepribadian kamu bisa dibaca seseorang melalui status-statusmu disosial media.

 Wallahu a’lam..

Sumber referensi tulisan ini : 

Pengalaman pribadi
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-menyindir-orang-dalam-islam
https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3768070/yang-sering-nyindir-di-medsos-itu-biasanya-cuma-cari-perhatian
https://www.idntimes.com/life/inspiration/angel-ai-rose/menyindir-di-media-sosial-c1c2/2
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4747389/psikolog-suka-nyinyir-di-medsos-biasanya-insecure-dan-rendah-diri
https://manado.tribunnews.com/2012/02/22/hati-hati-kepribadian-bisa-dibaca-dari-update-status

Sumber foto : pexels.com

No comments :

Post a Comment