Tidak banyak yang mengerti menjalani kehidupan rumah tangga juga bisa membuat seorang ibu rentan mengalami stress.
Ilustrasi ibu stress (pixabay.com) |
Ini terbukti dari kejadian-kejadian nyata yang sudah sering kita temui, kasus-kasus diluar sanalah yang membuktikannya.
Sejauh ini saya sebagai ibu rumah tangga sudah merasakannya sendiri, ada sesuatu tekanan yang begitu besar menuntut saya untuk melakukan segalanya harus serba bisa dan harus beres.
Emosi kadang susah untuk saya kendalikan, apalagi dalam situasi yang semua harus serba beres terutama untuk pekerjaan rumah.
Hal yang membuat stress juga karena keadaan kita sendiri tak di pahami oleh pasangan hehhee...
Disini bukan berarti saya menyalahkan pasangan, tapi memang menjadi seorang ibu sekaligus istri bener-bener menguras emosi.
Ok, yuks lanjut ke mode serius. Hihihiihi
BACA JUGA : Seberapa Penting Mengelola Mindfulness untuk Orang tua dan Anak ?
Ketika seorang ibu kehilangan dirinya, baik secara emosional, mental, atau identitas, dampaknya dapat signifikan pada dirinya dan lingkungan sekitar, terutama anak-anak.
Berikut beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi:
Dampak pada Diri Ibu
1. Kehilangan identitas: Ibu merasa tidak mengenal dirinya lagi, kehilangan tujuan dan makna hidup.
2. Ketergantungan emosional: Mengalami perasaan kosong, sedih, marah, atau cemas yang berlebihan.
3. Kerusakan kesehatan mental: Depresi, ansietas, atau gangguan mood lainnya.
4. Kehilangan kontrol: Merasa tidak mampu mengendalikan emosi, pikiran, atau tindakan.
Dampak pada Anak
1. Kehilangan rasa aman: Anak merasakan ketidakpastian dan kecemasan.
2. Perubahan perilaku: Anak mungkin menjadi lebih agresif, penakut, atau tertutup.
3. Kesulitan mengembangkan emosi: Anak belajar mengelola emosi dari orang tua.
4. Perasaan bersalah atau khawatir: Anak mungkin merasa bertanggung jawab atas keadaan ibu.
Dampak pada Keluarga
1. Keharmonisan keluarga terganggu: Konflik dan ketegangan meningkat.
2. Peran ayah atau anggota keluarga lain meningkat: Mengambil alih tanggung jawab ibu.
3. Komunikasi terganggu: Anggota keluarga kesulitan berbicara tentang perasaan dan kebutuhan.
Tanda-tanda Ibu Kehilangan Diri
1. Mengabaikan kebutuhan pribadi dan keluarga.
2. Merasa lelah dan kekurangan energi.
3. Sulit mengelola emosi.
4. Mengalami perubahan besar dalam penampilan atau perilaku.
5. Mengisolasi diri dari lingkungan sosial.
Solusi
1. Minta bantuan profesional (psikolog/terapis).
2. Berbicara dengan orang tepercaya.
3. Mengambil waktu untuk diri sendiri.
4. Melakukan aktivitas yang menyenangkan dan relaksasi.
5. Membangun jaringan dukungan sosial.
Bagaimana menejemen stress yang baik untuk ibu ?
Ilustrasi ibu stress (pixabay.com) |
Stres bisa memengaruhi segala aspek kehidupan. Ketika stres, kita bisa menjadi mudah marah dan tersinggung, sering sakit kepala, mengalami mood swings, mudah lupa, sulit konsentrasi, susah tidur, atau merasa tidak bahagia dan malas melakukan apa-apa.
Lantas, bagaimana cara mengatasi hal ini ?
Berikut beberapa strategi manajemen stres efektif untuk ibu:
Teknik Relaksasi
1. Meditasi: 10-15 menit sehari untuk mengurangi stres.
2. Yoga: Meningkatkan fleksibilitas dan mengurangi kecemasan.
3. Pernapasan dalam: Mengurangi stres dan meningkatkan oksigenasi otak.
4. Relaksasi otot progresif: Mengurangi ketegangan otot.
Aktivitas Fisik
1. Berjalan kaki atau berlari: Mengurangi stres dan meningkatkan endorfin.
2. Berenang: Meningkatkan relaksasi dan fleksibilitas.
3. Senam atau pilates: Meningkatkan kekuatan dan keseimbangan.
Pengelolaan Waktu
1. Buat jadwal: Prioritaskan tugas dan istirahat.
2. Delegasikan tugas: Bagi tugas kepada anggota keluarga.
3. Istirahat: 7-8 jam tidur malam dan 15-30 menit siesta.
Dukungan Sosial
1. Berbicara dengan suami atau pasangan.
2. Bergabung dengan komunitas ibu.
3. Konsultasi dengan psikolog atau terapis.
4. Menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga.
Perawatan Diri
1. Mandi atau berendam air hangat.
2. Makan makanan sehat dan bergizi.
3. Minum air yang cukup.
4. Melakukan aktivitas hobi.
Pengelolaan Emosi
1. Mengakui dan menerima emosi.
2. Menulis jurnal.
3. Berbicara tentang perasaan.
4. Menggunakan teknik afirmasi positif.
Sumber Daya
1. Kementerian Kesehatan RI.
2. American Psychological Association (APA).
3. World Health Organization (WHO).
4. Layanan konseling online.
Tips Tambahan
1. Jangan menyangkal atau menyembunyikan stres.
2. Prioritaskan kesehatan mental.
3. Jangan lupa untuk bersenang-senang!
4. Bangun jaringan dukungan.
Manajemen stres yang baik membutuhkan waktu dan kesabaran. Mulailah dengan langkah kecil dan temukan apa yang paling efektif bagi Anda!
Kesimpulan :
Tak ada peran yang mudah, semua menjadi tanggungjawab bersama bukan hanya diri sendiri, memberi jeda untuk diri sendiri, membicarakan kepada pasangan, berdoa, jangan sungkan untuk meminta tolong, mulailah menemukan hal-hal yang membuatmu bahagia karena mengelola stress memang butuh waktu dan kesabaran.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala ini, segera cari bantuan profesional.
Sumber:
- American Psychological Association (APA)
- World Health Organization (WHO)
- Kementerian Kesehatan RI
Wallahu a'lam..
No comments :
Post a Comment