Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Saturday 24 December 2022

Pengalaman Menjadi Istri untuk Pertama Kalinya (Daily Blog)

No comments


Hari ini, Jumat 23 Desember 2022, saya akan berbagi.

Yuhui..
beberapa bulan cuti nulis alhamdulillah disela-sela momong anak saya sempatkan untuk berbagi lagi..

Yaaaps, berbagi meski hanya sekedar tulisan. Hehehe..

Kemarin, berturut-turut teman SD dan SMP datang kerumah.

Dari curhatan satu sama lain, nah saya ber inisiatif nih untuk menulis topik tentang ini.

Thank you untuk teman-temanku da kasi ide untuk nulis hari ini . ;)

Yuks, kita masuk ke topik intinya.

 
Nah, begini awal ceritanya.

Sebelum nikah, sebenarnya ada perasaan ragu dan bertanya-tanya soal jodoh.

Bahkan sampai sekarang ngak terasa 1 tahun pernikahan saya.

Alhamdulillah, suatu hal yang harus saya syukuri.

Perkenalan dengan pak suami pun terjadi dimedia sosial yaitu Facebook.

Next, nanti kisah kenalan saya tuliskan lagi ya... 

Nah, 
Kami tak menyangka dari mulai iseng-iseng saling balas chat.

Eeeeeee keterusan sampe bertahun-tahun.

Dari yang say hello dan salam..

Berujung dengan "SAH".

udududuu..
 momentum sakral yang tak akan pernah terlupakan dalam hidup saya.

BACA JUGA :

IKHTIAR HAMIL SETELAH NIKAH (lakukan ini dan rutin baca doa ini)

Untuk pertama kalinya menjadi istri

Ada beberapa hal yang saya pelajari.

Pertama, SABAR

Mengenal seseorang yang bukan dari bayi, tentu perlu waktu untuk memahami satu sama lain.

Watak pasangan, karakter pasangan, kebiasaan pasanganpun harus di pelajari.

Agar apa?

Agar semakin dekat dan tak egois satu sama lain.

Soalnyakan ini bukan dalam tahap yang katanya "pacar pacaran"

Yang pas tau kekurangan pasangan eee udahan alias memutuskan untuk
"kita udahan aja ya"..

Perlu sabar dan terus sabar untuk belajar dalam bahterah rumahtangga ya.

BACA JUGA : 

Masalah rumah tangga perlu privasi atau harus publikasi? 

Kedua, IKHLAS

Ikhlas disini masing-masing diri lebih bisa legowo dalam menerima kekurangan dan kelebihan pasangan.

Kenapa sih harus ikhlas?

Yups, agar tidak ada rasa saling menuntut ini itu dan saling menyalahkan jika terjadi masalah dalam rumahtangga.

Oooh, bukan kaleng-kaleng.

 Tahap ini harus dipenuhi linangan air mata dalam prosesnya. Hehehehe..

Ketiga, PASRAH

Tidak semua hal bisa kita dapatkan dalam berumahtangga.

Tentu tidak ada rumahtangga yang tanpa ada masalah atau 100% sempurna.

Disisi ini, kedua pasangan tentu harus pasrah.

Hal ini perlu agar tak ada ungkit mengungkit tentang sesuatu yang seharusnya sudah selesai.

Pasrah adalah kunci yang harus kita miliki. Selain dari ikhlas dan sabar tadi.

Berserah diri kepada sang Pencipta.

karena kita sebagai manusia tentu ada hal-hal yang terjadi diluar dari kuasa atau kemampuan kita.

3 poin diatas harus kita miliki.

Pengalaman Saya sebagai seorang istri dalam 1 tahun ini sungguh penuh cerita.

Dari hal yang sama sekali belum pernah dilakukan dan rasakan.

Kini sudah dirasakan, baik itu susah maupun senang.

Yah, mau gimana lagi..

Namanya hidup harus dijalani, sadar akan tanggungjawab sebagai istri adalah kuncinya juga sih.

Melaksanakan kewajiban dan tanggungjawab akan menimbulkan motivasi yang sungguh luar biasa.

Yah, terkadang bertanya-tanya pada diri sendiri.

Sudah seperti ini kah seorang istri?

Apa ya kekurangan dan kelebihanku selama ini sebagai seorang istri untuknya?

Disela-sela kesempatan untuk bertanya soal ini kepada pak suami saya.

Dari pasangan kita bisa belajar bersama.

Sama-sama ridha kah atau malah justru malah buat sakit hati pasangan. Hehe..

Kan beda cerita yah kalau begitu.

Nah, saya pernah membaca sebuah tulisan tentang rumahtangga juga.

Tulisan itu sampe sekarang berbekas loh dalam ingatan saya.

"Tak ada pasangan yang sempurna, yang ada hanya saling menyempurnakan"

"Pernikahan akan selalu ada ujiannya"

"Pasangan kita bisa menjadi anugrah bisa menjadi ujian bagi kita".

Gini, hmmm..
 saya terkadang merenung..

Tugas menjadi seorang istri tidaklah mudah.

Terkadang secara tidak langsung kita dituntut untuk sempurna.

Melayani suami pun jika ada yang luput, bisa saja menjadi bahan omongan.

Hmm... 

mungkin disinilah letak konsekuensi dalam rumahtangga ya, ketika berani memutuskan untuk menikah dan menjadi seorang istri m..

Semoga saya dan semua para istri-istri bisa sabar, ikhlas dan pasrah dalam menjalani kehidupan berumahtangga agar menjadi pahala, rumahtangga rukun dan harmonis.

Yups.. sampai disini tulisan kali ini.

Buat teman-teman blog saya atau siapa saja deh yang mau nikah.

Jangan bosan-bosan untuk memperbaiki diri ya..

Saya doakan semoga jodoh kita adalah jodoh yang menjadi anugrah kita.

Yang bisa mendidik kita, menjadi pakaian yang baik untuk kita, saling mencintai, saling sayang, saling memahami, dan mengasihi. Saling menasehati. Aamiin.

Semoga yang belum nikah  dimudahkan langkahnya ke pelaminan .

Salam sayang dari saya ..

InsyaAllah, diblog ini saya akan lebih sering berbagi pengalaman saya ya.

Wallahu'alam... 

No comments :

Post a Comment